Mohon tunggu...
Blasius P. Purwa Atmaja
Blasius P. Purwa Atmaja Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan dan Pembelajar

Staf Pengajar di Yayasan TNH Kota Mojokerto. Kepala Sekolah SMP Taruna Nusa Harapan Kota Mojokerto. Kontributor Penulis Buku: Belajar Tanpa Jeda. Sedang membentuk Ritual Menulis. Email: blasius.tnh@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

10 Besar Nilai UN SMP Kota Mojokerto

4 Juni 2017   21:57 Diperbarui: 5 Juni 2017   09:12 7340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat, 2 Juni 2017 adalah hari yang dinanti-nanti oleh para siswa kelas IX SMP/MTs. Pada hari itulah hasil Ujian Nasional Tingkat SMP/MTs yang telah dilaksanakan pada tanggal 2, 3, 4, dan 8 Mei 2017 akan diumumkan. Meskipun tidak lagi menentukan kelulusan, Nilai Ujian Nasional tetap saja penting. Nilai hasil UN masih diperlukan sebagai syarat melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan SMA dan SMK. Ini terutama untuk sekolah negeri. Selain sebagai syarat melanjutkan pendidikan, nilai UN juga bisa memberikan gambaran kualitas siswa di sebuah sekolah dan sebagai dasar pemetaan kualitas pendidikan secara nasional.

Dengan terlihatnya kualitas siswa melalui nilai UN, secara tidak langsung sebenarnya tergambar juga kualitas para gurunya, kualitas sekolahnya, dan bahkan dalam lingkup yang lebih luas sebenarnya tergambar kualitas pendidikan di sebuah daerah. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika di waktu-waktu yang lalu untuk mengejar “kualitas” itu sering muncul berita bagaimana seorang siswa, guru, atau bahkan kepala sekolah sekalipun yang merendahkan diri mereka dengan cara mencari bocoran, kunci jawaban, atau apa pun namanya demi memperoleh nilai yang tinggi. Semuanya demi prestise siswa atau sekolah yang sebenarnya bersifat semu karena cara yang digunakan keliru.

Namun di era Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) seperti sekarang ini, kecurangan-kecurangan seperti itu hampir mustahil dilakukan. Dengan demikian, kita seharusnya percaya bahwa hasil UNBK bisa menggambarkan kondisi riil kemampuan putra-putri kita. Selain itu, dengan adanya UNBK dan hilangnya kecurangan-kecurangan yang muncul tahun-tahun sebelumnya sebenarnya kita telah memberikan teladan dan contoh nyata tentang pendidikan karakter, yaitu kejujuran.

Khusus di Kota Mojokerto, dalam sidak kesiapan Ujian Nasional 2 Mei 2017 di SMP TNH,  Walikota  Mas’ud Yunus menyatakan bahwa dengan pelaksanaan Ujian Nasional SMP/MTs Kota Mojokerto yang 100% diselenggarakan dengan berbasis komputer pasti akan berdampak pada turunnya capaian nilai ujian nasional di Kota Mojokerto. “Namun yang penting kita mengkondisikan putra-putri kita untuk mengerjakan Ujian Nasional dengan jujur,” demikian kata Walikota. Sekali lagi, pernyataan Walikota tersebut yang perlu kita dukung. Kita harus menularkan virus kejujuran ini kepada generasi muda kita. Paling tidak, dimulai dari pelaksanaan Ujian Nasional.

Kini, setelah pengumuman Ujian Nasional Berbasis Komputer tersebut benar-benar keluar dan memang sesuai prediksi bahwa hasilnya akan merosot, banyak pihak yang kelihatannya belum siap menerima kenyataan. Bahkan di koran lokal yang pada tahun-tahun sebelumnya selalu mengeluarkan berita tentang para siswa yang memperoleh peringkat sepuluh besar  peraih nilai UN tertinggi,  tahun ini lebih tertarik menuliskan berita politik lokal.  Padahal seharusnya, apa pun hasilnya, meskipun merosot, hasil capaian nilai tersebut tetap bisa dipakai oleh berbagai pihak sebagai pelecut untuk berbenah. Selain itu, sebenarnya pemuatan berita seperti itu juga merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi para putra daerah.

Terkait minimnya berita pengumuman UN itu, anak saya sempat berkomentar, “Pa, biasanya nama-nama siswa yang masuk sepuluh besar kota kan ditulis di koran? Kog sekarang tidak? Yang ditulis kog malah sekolah dengan rata-rata tertinggi?” Mendapat pertanyaan itu saya terdiam. Tidak bisa langsung menjawab. Dalam pikiran saya, saya membenarkan pertanyaan anak saya itu. Bukankah yang mengikuti Ujian Nasional adalah putra-putri kita, siswa-siswi kita? Bukankah di antara semua siswa yang hasilnya merosot  itu pun tetap ada siswa-siswi berprestasi yang mendapatkan nilai terbaik dan perlu mendapatkan penghargaan meskipun hanya dalam bentuk publikasi di koran. Akhirnya pertanyaan anak saya itu saya jawab, “Mungkin wartawannya belum mendapatkan data dari yang berwenang.”

Setelah saya mencari di internet dan dari grup WA, ternyata Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto sudah mempublikasikan perolehan nilai ujian nasional siswa SMP/MTs Kota Mojokerto, baik itu berdasarkan rata-rata sekolahnya maupun berdasarkan perolehan nilai per siswanya secara pribadi. Hanya saja dua publikasi itu belum tersebar secara merata.

Tulisan ini sebenarnya saya buat untuk menjawab rasa penasaran anak saya itu atau mungkin juga pihak-pihak lain yang ingin mengetahui perolehan nilai UN tingkat SMP/MTs Kota Mojokerto Tahun 2017. Berikut ini saya sampaikan Sepuluh Besar Sekolah dengan Perolehan Rata-Rata UN tertinggi Tahun 2017 sesuai dengan dokumen yang ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto.

SMPIT Permata, Rata-rata UN 303,32, Peserta UN: 55

SMP NEGERI 1, Rata-rata UN 300,30, Peserta UN: 316

SMP TNH, Rata-rata UN 298,33, Peserta UN: 96

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun