Mohon tunggu...
Hasran Wiranata
Hasran Wiranata Mohon Tunggu... Wiraswasta - welcome to my profile

waktu terlalu berharga untuk dibuang sia-sia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kebahagiaan yang Semu [Part 4]

27 Februari 2019   11:39 Diperbarui: 28 Februari 2019   08:19 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sekarang hidupku berubah, kembali seperti saat masih belum menikah, tinggal sendiri, mengurus diri sendiri. rumah ini terasa sangat sepi bukan dalam artian harfiah melainkan kesepian karena kesendirian. perasaan seperti ini dulu sering kurasakan makanya setiap ada hari libur aku selalu pergi travelling entah kemana dan bersama siapa yang penting tidak waktu yang kuhabiskan hanya untuk berdiam diri. yang berbeda sekarang adalah aku sudah bukan remaja lagi, aku sudah bukan mahasiswa, hampir semua teman kuliah sudah menikah dan sibuk dengan rumah tangganya masing-masing dan aku tidak mungkin mengusik kebahagiaan mereka hanya untuk menemaniku travelling.

aku sempat terpikir untuk mengajak Mila travelling, namun keadaan ini membuat segalanya canggung meski belum begitu terasa perubahnnya, lagian kalau aku mengajak Mila sekarang maka rencanaku tidak akan tercapai dan akan berakhir sia-sia.

waktu menujukkan pukul 09.00 malam, perutku terasa keroncongan, aku mengambil bungkusan plastik yang sore tadi aku bawa saat pulang kerja, bungkusan berisi nasi lengkap dengan lauk pauknya. setelah selesai makan aku mengambil laptop dari dalam tas, menggunakan hotspot hp aku berselancar ke dunia maya mencari-cari info tempat wisata yang menarik karena mungkin besok lusa aku akan cuti.

seperti yang nina bilang, dengan budget terbatas aku takkan bisa menemukan wisata yang bagus, dan dengan berbagai pertimbangan aku memutuskan untuk tracking saja. 

kurang lebih 2jam aku mencari-cari lokasi untuk tracking akhirnya aku menemukan tempat yang menurutku cocok yaitu kawasan gunung yang berada di kabupaten tanah laut, saat aku berwisata ke pantai di tanah laut, dari jalan raya gunung itu tampak kokoh berdiri memberikan view  yang bagus dipenuhi warna hijau seakan seluruh gunung itu tertutupi oleh hamparan padang rumput. tapi aku tahu yang tampak seperti rumput mungkin adalah ilalang yang tumbuh rapat. membayangkan tarcking membuatku bersemangat dan tidak sabar untuk segera cuti. mataku mulai lelah, begitu juga dengan tubuhku yang seakan kehabisan tenaga, aku mematikan laptop dan pergi ke kamar lalu tidur. 

"kreng"

suara jam weker membangunkanku seperti biasa, aku langsung mandi dan bersiap-siap berangkat, karena hari ini aku tidak sarapan di rumah, tampaknya aku harus mengatur ulang tidurku agar bisa bangun lebih cepat untuk memasak sarapan, karena kalau aku harus membeli makanan terus terang saja jatah tabungan untuk travelling mungkin akan berkurang, padahal aku punya komitmen untuk menabung 40% dari gaji untuk travelling dan aku tidak mau kalau hobiku menjadi tertunda.

depan komplek ada warung makan sederhana yang menjual nasi kuning dan lontong untuk sarapan, dulu saat awal-awal menikah kami sering makan di sini dan karena keseringan akhirnya kami bosan kalau tiap hari makan itu-itu saja.

"pagi bu, nasi kuning telor satu, teh hangat"

"weh lama nih gak mampir" sahut ibu warung

"iya bu maklum istri masak untuk sarapan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun