Mohon tunggu...
Bambang Kuncoro
Bambang Kuncoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Wisdom. URL https://www.kompasiana.com/bkuncoro

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saudi Ingin "Hiiihhh" Trump

22 November 2020   15:50 Diperbarui: 22 November 2020   16:17 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trump photo from dailynews.com

Sabtu kemarin para pemimpin negara-negara terkemuka, termasuk Presiden Joko Widodo menghadiri Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, secara virtual.  Arab Saudi kali ini mendapat giliran menjadi pimpinan kehormatan KTT.  Meskipun virtual, Arab Saudi tetap melakukan persiapan KTT secara matang dan total.  Apalagi salah satu agendanya adalah menyatukan upaya bersama menghadapi pandemi global yang sudah merugikan semua negara di dunia.

Namun KTT yang penting ini dicoreng oleh ulah Trump. Baru beberapa menit KTT dibuka, Trump langsung mengabaikan dan asik sendiri dengan sosial medianya. Apalagi kalau bukan mencuit tulisannya bahwa Ia belum mau menyatakan kalah pemilu. Makin parah, tidak lama kemudian Trump meninggalkan KTT dan pergi bermain golf. Kelakuan Seperti anak saya. Laporannya sedang PJJ tapi nyatanya pergi ke mall dengan teman.

Trump boleh saja mencuit belum mau kalah, tapi gesture yang ditunjukkan adalah orang yang sudah tidak peduli lagi dengan jabatan yang Ia emban. Secara bahasa tubuh sudah mengatakan Ia kalah dalam Pemilu.

Trump memang sangat menyukai golf bahkan ia mempunyai 8 lapangan golf sendiri tersebar di seluruh dunia. Dan di antara pemain golf ada pameo, bila ingin tahu bagaimana karakter seseorang bisa dilihat dalam permainan golf, permainan yang katanya 'gentlemen game'.  Secara spesifik untuk Trump, tingkah lakunya sudah dituliskan dalam buku "Commander in Cheat: How Golf Explains Trump.'' karangan Rick Reilly (wartawan olah raga) dan "Who's Your Caddy".

Setiap lapangan golf biasanya mempunyai peraturan sendiri-sendiri, namun secara umum ada peraturan dasar yang hampir mirip.

Peraturan dasar itu dimaksudkan untuk menjunjung etika sportifitas dan kehormatan. Dalam golf, setiap pemain menjadi wasit bagi dirinya sendiri, memberi nilai/scoring sendiri (berdasarkan jumlah pukulan). Saat pemain menilai sebuah situasi terhadap peraturan yang ada, saat itu dia menjadi wasit.

Kemenangan ditentukan oleh makin sedikitnya jumlah pukulan (nilai). Pada sesi rekapitulasi (setelah permainan usai) total jumlah pukulan akan dikurangi dengan faktor 'handicap' (tingkat kecakapan). Untuk pemain profesional handicapnya adalah 0. Handicap ini berguna dalam permainan golf yang diikuti oleh pemain dengan berbagai tingkat ketrampilan, dari yang mahir hingga pemula. Pemain yang pukulannya paling banyak, biasanya disebut sedang berolah raga, bukan sedang bermain golf.

Secara ideal, sportivitas tertinggi dicontohkan oleh pemain amatir yang sangat terkenal, Bobby Jones. Olahragawan terbaik dekade 30an ini (dia dinobatkan bersama Babe Ruth dan Jack Dempsey), kejujurannya sudah sangat melegenda.  

Pernah pada suatu kejuaraan US Open, bolanya berhenti di 'rough' (bagian lapangan golf dengan rumput tebal).  Saat dia hendak ambil ancang-ancang pukulan kedua, bolanya sedikit bergulir karena hembusan angin, sehingga menyentuh bilah pemukul. 

Tidak mungkin ada yang bisa melihat kalau bola tersebut bergulir, akan tetapi Bobby Jones tetap manambahkan persentuhan itu sebagai pukulan (nilai).  Karena kejujuran tersebut, saat ini dikenal metode scoring tidak konvensional (jarang diketahui umum) yang disebut Honesty Jones Scoring.

Akan tetapi semua ini bertolak belakang dengan kelakuan Trump di lapangan golf.

Cara-cara Trump yang sering membalas perlakuan kepada negara lain atau lawan politiknya (zero-sum-game point of view) ternyata tercermin dalam permainan golfnya. Diceritakan bahwa Trump berbisik kepada teman dekatnya dalam 1 flight (flight adalah 3-4 orang pemain yang secara bergiliran memukul bola) : "Lihat 2 pemain tersebut bermain curang, oleh karena itu saya mengharapkan Anda dan saya juga curang dan sedikit melanggar peraturan, agar kita menang."

Oscar De Lahoya juga bersaksi bagaimana sikap curang Trump kepada Dia: "cara Trump bertindak curang sangat mencengangkan (unbelievable), tetapi karena Kami sedang bermain di lapangan golf miliknya, Saya pikir mungkin Dia berhak membuat peraturan sendiri."

Saat bermain berama-sama dengan Dustin Johnson (pemain no 1 saat ini, pemenang The Master 2020) dan Tiger Woods (pemain no 1 sebelumnya), Trump tidak malu-malu mengecilkan score dan mengabaikan penalti akibat 'water hazard' (bola kecemplung air).

Banyak para caddy yang sering menggujingkan Trump dan menjulukinya 'Pele' karena sering menendang bola miliknya yang jatuh di tempat sulit (rough, hutan, semak-semak, dll) ke tempat yang lebih mudah (fairway).  Atau malah menendang bola milik lawan menjauh.  Kadang-kadang dia meminta pengawalnya (secret service) untuk melakukan itu.

Dengan banyaknya tuduhan kecurangan yang dilakukan Trump dalam bukunya, Rick bahkan berani membuktikan dengan menantang Trump bermain golf. Dan menawarkan taruhan sebesar 100 ribu dolar yang akan disumbangkan ke lembaga amal  pilihan Trump.

Kata Rick, "Saking banyaknya kecurangan yang dilakukan Trump sedemikian memalukan, sampai pada taraf absurd 'mengagumkan sekali orang yang melakukan semua itu' (so brazen you almost admire it)." Mirip seperti tingkah lakunya selama di White House.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun