Mohon tunggu...
Biyan Mbois
Biyan Mbois Mohon Tunggu... Bankir - Ngestoaken dhawuh ROMO, anut ROSO

Penjelalah ke dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Terserak

23 Oktober 2019   23:39 Diperbarui: 24 Oktober 2019   00:00 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melampaui batas sunyi

Diregam waktu yang diam-diam menyelusup

Menjelma keabadian

Malam diam, angin mematung

Seperti rinduku

Yang beku menggigil tiada ujung

dan tanpa pelukanmu

56

Persekutuan Angin dan dahan

" Terima kasih," kata dahan kepada angin, "Engkau mau singgah sebentar, mengusir asap knalpot yang menyesaki hidungku." "Kau tahu mengapa kulakukan itu? karena aku menyayangimu,'' jawab angin sambil terus menyiumi dahan dengan lembut dan pelan-pelan

57

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun