Mohon tunggu...
Biyan Mbois
Biyan Mbois Mohon Tunggu... Bankir - Ngestoaken dhawuh ROMO, anut ROSO

Penjelalah ke dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Terserak

23 Oktober 2019   23:39 Diperbarui: 24 Oktober 2019   00:00 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sampai sesudah raga ini mati

49

Perjalanan

Di dalam kereta yang melaju menderu, kutaruh semua bebanku, agar aku bisa mengenangmu dengan leluasa di sepanjang perjalananku.

Inilah perjalananku yang tanpa stasiuntujuan. Sebab stasiuntujuanku sudah berhenti di hatimu. 

Adapun stasiun yang kulewati hanyalah pemberhentian sementara, tempat menaikturunkan cerita dan orang-orang yang terburuburu. 

Seperti sebuah adegan di layar bioskop namun tanpa tokoh, tanpa konflik, tanpa penyelesaian. Aku hanya melihat tanpa terlibat. Begitulah dari stasiun ke stasiun berikutnya. 

Sementara keretaku terus menderumelaju, menuju asal muasalku

50

Orang-orang Proyek

Gatal tangan kami kalau diam saja,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun