akupun diam-diam tak terasa hanyut dalam gelombang kerinduan yang begitu menggeliat yang seiring dengan itu segala yang ada di tubuhku ikut menghangat bahkan kehangatan itu menyentuh selsel terkecil di tubuhku.
suarasuara di luar sudah tak ada lagi berganti degup dan desir darah seperti air yang menyeruak memasuki poripori busa cuci piring.
entahlah, tak sudahsudah aku menulis namamu di langit, di udara, di air, di ingatan hingga harihariku menjadi penuh namamu seperti keranjang belanjaan ibuibu di supermarket atau bak mandi yang luber airnya, tumpah ruah namun tidak sampai membanjiri.
tak sudahsudah kutulis namamu dan jarijariku tak jadi lunglai karenanya bahkan sebagaimana otototot binaraga yang justru selalu membesar mengembang penuh juga liat jika beban latihannya ditambah.
tak sudahsudah kutulis namamu karena kamu juga tak pernah sudah.
Tasikmalaya, 22 Oktober '17
29
Rindu yang Datang Bersama Hujan
Tiap sore hujan datang ke kotaku
membuat aku rindu padamu
pada cerita-ceritamu