Mohon tunggu...
Biyan Mbois
Biyan Mbois Mohon Tunggu... Bankir - Ngestoaken dhawuh ROMO, anut ROSO

Penjelalah ke dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Terserak

23 Oktober 2019   23:39 Diperbarui: 24 Oktober 2019   00:00 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Musim dan abad bertemu di sebuah cafe

kemudian bercakap akrab sambil menghirup kopi pahit dan menghisap cerutu 

Sementara berita-berita di televisi 

begitu rajin melahirkan ketakutan, kecemasan, kekhawatiran, ketakutan juga motivasi palsu yang kemudian dikunyah dan ditelan mentah oleh anak-anak sekolah

Akhirnya lahirlah generasi pemberang, pemarah dan penuh masalah

O, engkau Kekasih yang selalu ceria !

Dimanakah kau simpan cerita-cerita jenaka, hulu dari segala makna ?

Tasikmalaya, 23 Oktober'17

28

tak sudahsudah menulis namamu

aku menulis namamu - pelanpelan huruf demi huruf - sambil kuamati bentuk dan rupa hurufhuruf itu yang tak bisa kutahu kenapa telah menjadi nama yang bukan hanya kata, namun juga nyawa, jiwa, makna dan pesona.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun