Mohon tunggu...
Biyan Mbois
Biyan Mbois Mohon Tunggu... Bankir - Ngestoaken dhawuh ROMO, anut ROSO

Penjelalah ke dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Terserak

23 Oktober 2019   23:39 Diperbarui: 24 Oktober 2019   00:00 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kau tutup tirai jendela dengan pelan dan tiba-tiba dengan kecepatan yang tak kuduga, kau hamburkan pelukan dan ciuman yang panas hingga aku susah bernafas dan tak kuasa membalas

20

Melarik senja

Seperti sore yang mengeja waktu dengan jingganya, yang tak putus mendaraskan doa, dan tak henti menyelimuti matahari. Itulah aku yang tak henti mengenangmu sampai ke sum-sumku dan makin mencintaimu di tiap detikku

21

Telah Terpatri

langit mengirimkan puisi yang pasi ke ranjangku yang beku,

sementara rinduku gagal melacak jejak rindumu yang hilang di ujung kabut

Meskipun bau tubuhmu tetap menancap tajam di ingatan

22

Sumpah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun