Mohon tunggu...
Biyan Mbois
Biyan Mbois Mohon Tunggu... Bankir - Ngestoaken dhawuh ROMO, anut ROSO

Penjelalah ke dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Terserak

23 Oktober 2019   23:39 Diperbarui: 24 Oktober 2019   00:00 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

melihat bulan diperkosa awan

aku disini dicambuk kesepian, 

termangu di depan fotomu yang tiada lagi senyuman

17

sebelum hujan Turun di KOTAmu

kau tatap lama tirai jendela yang lunglai dan pucat sambil kau hela nafas panjang seperti mencoba melepaskan bergunung-gunung beban, namun tetap saja beban itu membeku dan setia bersamamu

18

saat hujan Turun di KOTAmu

kau buka tirai jendela sambil bergumam atau bahkan terdengar menyerupai bisik : "sayang,ayo kita rayakan hujan ini dengan TAwa dan cinTA. Sebab alangkah merananya hidup tanpa keduanya. Ia serupa tanah yang berabad mengering."

19

setelah hujan Turun di KOTAmu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun