Mohon tunggu...
Bi yani
Bi yani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD Muhammadiyah Sendangtirta Berbah Sleman Yogyakarta

Saya lahir di Kulon Progo pada tanggal 1971. Pendidikan saya mengenyam pendidikan, SD dan SMP di Kecamatan Samigaluh kabupaten Kulon Progo. SMA di SMAN 4 Bhe Yogyakarta. Kuliah S1 di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta lulus tahun 1997. Pendidikan terakhir saya S2 UIN sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kepala Sekolahku Memang Sederhana Namun Kepemimpinannya Luar Biasa

20 Agustus 2022   02:42 Diperbarui: 20 Agustus 2022   03:12 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pertama aku bertemu dengannya, nada bicaranya enak, ramah, dan visioner. Penampilannya cukup sederhana. Gaya bicaranya menarik penuh kehangatan, sehingga meski baru pertama bertemu, aku merasa seolah sudah lama bersua.

Aku datang untuk mendaftarkan pindah putra pertamaku. Putraku terpaksa pindah  karena harus mengikuti kepindahan kami. Tempat sekolahnya yang lama jauh dari tempat tinggal kami yang baru. 

Ketika menghadap Kepala Sekolah yang  begitu ramah saat mendaftarkan putraku, tiba-tiba muncul ide di benakku, kayaknya aku sekalian daftar jadi apa saja di sekolah baru putraku. Aku pun iseng bertanya pada Kepala Sekolah itu,   apakah sekolah butuh tenaga, kebetulan tenaga saya nganggur saat itu.  Rupanya gayung bersambut baik. Kepala Sekolah itu menjawab, bahwa sekolah sedang butuh tenaga guru TPA. Tanpa pikir panjzng, aku terima tugas itu. Sejak itulah aku  mulai mengabdi di sekolah dasar.o

Keesokan harinya aku memulai tugasku di tempat baru di daerah baru.. Teman-teman baru. Namun hal yang sangat membahagiakanku, tempat kerja baruku itu sangatlah menyenangkan. Guru-gurunya ramah, hangat, menyenangkan. Sehingga aku pun merasakan bagai berada dalam sebuah keluarga yang menerimaku sepenuh hati.

Hari demi hari kulalui, semakin hari hatiku semakin terpatri. Begitu luruh , hidupku kuabdikan di situ. Aku begitu larut dalam sebuah pemikiran kepala Sekolahku yang terus maju dan maju. Kami sering berdiskusi bersama, memimpikan sekolah yang besar dan maju.

Saat itu siswa sekolah itu cuma sedikit. Bahkan ada kelas yang jumlah muridnya masih bisa dihitung dengan jari dua tangan ini. Kelas 6 ada 8 siswa. Kelas 5 15 siswa. Kelas 4 11 siswa. Itu pun siebagian siswanya adalah siswa pindahan. Murid-muridnya luar biasa. Jika gurunya tidak memiliki kesabaran tingkat tinggi pasti akan mudah terpancing kemarahan dan mungkin bisa menangis. Bagaimana tidak, siswa-siswa yang merupakan siswa pindahan, memiki karakter mudah marah, sulit diatur, tidak bisa konsentrasi, sulit menerima pelajara, cenderung bermain dan mengobrol . Sungguh luar biasa menguras tenaga dan pikiran dalam menghadapinya.

Namun kondisi seperti itu justru menjadi sebuah tantangan bagi kami. Kami terus berpikir, bagaimana merubah mereka menjadi sosok anak baik, dan sukses belajarnya. Berbagai cara kami lakukan, agar mereka berubah menjadi lebih baik. Kami pun kadang bercanda dengan mengatakan bahwa  sekolah kami adalah bengkel. Maksudnya menerima setiap siswa pindahan untuk diperbaiki.

Kepala Sekolahku yang hangat dan penuh rasa kekeluargaan, menghadapi para siswa pindahan penuh kasih dan perhatian, namun juga disertai ketegasan. Tentu saja sikap itu juga berlaku untuk siswa yang bukan pindahan juga. Jika ada hal yang membuat kurang berkenan, maka siswa akan dipanggil, diajak bicara, sehingga siswa nyaman bercerita akan keadaannya dengan lancar . Si siswa tidak terlihat takut atau canggung di hadapan Kepala Sekolahnya. Bahkan setelahnya, nampak binar-binar kebahagiaan.  Aneh bukan, si siswa tak nampak sedih atau pucat walau habis menghadap Kepala Sekolah akibat berbuat suatu kesalahan.

Tak terasa waktu terus berlalu. Siswa-siswa pindahan ada dan terus bertambah.siswa baru pun semakin lama semakin bertambah  Semua berhasil lulus dan melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi. Prestasi bidang akademik maupun non akademik juga terealisr. 

Saat siswa sudah lulus, kadang ada diantara para alumni yang berkunjung ke sekolah  Mereka begitu takzim saat bertemu kepala Sekolahku. Bagai seorang anak bertemu ayah yang lama tak jumpa. Bahkan  siswa yang belum lulus pun, sangat menyukai beliau  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun