Mohon tunggu...
Bi yani
Bi yani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD Muhammadiyah Sendangtirta Berbah Sleman Yogyakarta

Saya lahir di Kulon Progo pada tanggal 1971. Pendidikan saya mengenyam pendidikan, SD dan SMP di Kecamatan Samigaluh kabupaten Kulon Progo. SMA di SMAN 4 Bhe Yogyakarta. Kuliah S1 di Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta lulus tahun 1997. Pendidikan terakhir saya S2 UIN sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kita Para Pendidik Harus Hati-Hati dalam Menasehati Siswa

4 April 2022   09:38 Diperbarui: 4 April 2022   10:14 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Anak-anak, hari ini kalian kan tryout. Tolong bagi anak-anak yang nilainya kurang, harusnya nilainya naik. Kan sudah saya ajari.  Sekilas memang kalimat tersebut tidak hal yang ganjil. Namun ternyata kalimat tersebut bagi anak-anak terasa sangat mencekam di otak anak bahkan  saat mengerjakan soal, kata-kata itu terngiang-ngiang di telinga. Justru menimbulkan siswa kurang konsentrasi dalam mengerjakan soal. Begitulah cerita dua siswa yang sedang belajar di rumahku.

Saya terperanjat mendengar celotehan kedua siswa lesku.  Wah, ternyata suatu hal yang dimaksudkan baik, bila disampaikan dengan kalimat yang kurang tepat justru maknanya menjadi sebaliknya. Lalu saya mencermati kalimat itu, yang mana ya yang membuat siswa tercekam. 

Setelah saya cermati ada kata-kata yang memberi label siswa kurang nilainya dan sedikit agak kurang mengenakkan hati ketika diberi nasehat harusnya nilainya naik kan sudah diajari. Mungkin jadi merasa ada beban sehingga takut jika nanti  nilai tidak naik. 

Itu pengalaman siswa SD. Ada pengalaman lain yang dialami seorang siswa SMK. Mungkin maksud gurunya baik, memperhatikan kondisi siswanya. Ketika bertemu siswa yang wajahnya banyak jerawat besar bak bisul di wajah, guru itu bertanya ,"Kenapa wajahmu sampai seperti ini, apa kamu tidak periksa ke dokter ?" Guru itu bertanya baik, namun beliau tidak melihat situasi dan kondisi sekitar. Beliau bertanya di tempat umum, banyak siswa. Yang terjadi justru siswa tersebut mengalami krisis rasa percaya diri dan menutup diri dari pergaulan. Katanya, ingin rasanya mati saja.

Mendengar cerita tersebut, penulis menjadi paham. Dua kejadian itu bisa menjadi pembelajaran bagi para pendidik terutama bagi penulis sendiri, bahwa saat menyampaikan sesuatu harus memperhatikan bahasa serta situasi dan kondisi. Agar maksud kita yang baik tidak berubah menjadi sebaliknya, bahkan tragis dampaknya. Orang Jawa mengatakan Nek arep ngendiko Kuwi kudu ditoto ojo grusah grusuh. Bila akan berbicara itu tatalah kalimatnya dengan baik dan jangan sembrono, lihat situasi dan kondisi yang diajak bicara. Begitu kira-kira maksudnya.

Dengan menata kata, tutur kata yang lembut, penuh kasih sayang, mungkin akan membuat si anak nyaman. Atau bila cari waktu dan tempat yang aman dalam menyampaikan nasehat. 

Kadang menghadapi siswa yang daya pahamnya lambat memang butuh kesabaran ekstra.  Apalagi siswanya juga banyak gerak yang kurang bermanfaat yang sedikit mengganggu. Bagi seorang guru, mungkin hal itu memunculkan rasa kurang dihargai. Arau memunculkan rasa ketidakberdayaan dalam menghadapinya.

Sebenarnya ada diantara mereka bertingkah, karena memang mereka kurang paham terhadap materi yang kita berikan. Maka sebagai solusinya ya kita dekati satu persatu hingga mereka paham. Dengan mendekatinya, mereka akan merasa diperhatikan, dan merasa nyaman berhadapan dengan kita. Seandainya kok hasilnya belum sesuai harapan, ya kita usaha lagi, makin dipererat hubungan belajarnya. 

Mungkin saat akan latihan ujian kita bisa menyampaikan dengan kalimat,  "Anak-anak hari ini tryout, mudah-mudahan usaha kita membuahkan hasil, ibu doakan kalian bisa mengerjakan dengan lancar dan benar, sehingga nilainya naik!".  biasanya anak-anak akan menjawab dengan wajah gembira dan mengucapkan aamiin. 

Semoga bermanfaat bagi para membaca.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun