Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Permohonan Maafku, Tertampar Tukang Sampah di Masjid Tua Ghuangzou

12 Maret 2016   07:08 Diperbarui: 12 Maret 2016   07:58 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Clipboard

[caption caption="Sumber foto dokpri "][/caption]

Hari minggu tgl 6 maret kemarin saya ikut rombongan tour religi ke Guangzhou Cina , yang biasa rutin diadakan oleh agen agen travel atau dari organisasi keagamaan yang ada di Hong Kong. Dari dua minggu sebelumnya saya mendaftar ketika ada penawaran harga promo seharga $hk 318 untuk dua orang, yang biasanya $hk 250 per orang. Untuk keperluan cop visa atau biasa dikenal di kalangan BMI dengan istilah jutking .  Bergabung bersama rombongan dengan rute dan kegiatan yang sudah ditentukan tersusun rapi , saya tinggal mengikuti saja, lebih mudah, murah, praktis, nyaman dan tentu saja sekaligus dalam rangka ziarah. Konsekuensinya saya harus datang pagi dan pulang malam kompak bersama rombongan.

Sesuai schedule yang sudah diketahui sebelum nya, jadwal perjalanan akan di mulai dari Lowu station KCR terakhir, perbatasan China Hong Kong , berkumpul kurang dari pukul 08.00 pagi. Saya yang tinggal di Sai Wan Ho termasuk paling ujung dari rute kereta , memerlukan waktu sekitar satu setengah jam, maka sebelum pintu gerbang stasiun MTR Sai Wan Ho di buka jam 5.45 dengan kereta pertama jam 06.00 pagi, saya sudah menunggu di situ. Harus berpindah kereta sebanyak 4 kali, persis pukul 7.30 saya sampai di stasiun KCR Lowu.

Setelah pendataan pserta rombongan selesai , kami di bagi menjadi empat kelompok A,B,C,D. Saya masuk di kelompok B. Kemudian tiap kelompok masih di bagi empat berisikan 10 orang dan salah seorang dari tiap kelompok memimpin dan bertanggung jawab akan 9 anggota lainya. Setelah segala urusan immigration kelar, kami rombongan yang terbagi menjadi empat kelompok tadi A,B,C,D segera naik ke bus masing masing setelah sempat menunggu beberapa menit. Hingga sekitar jam 10 pagi bus baru berjalan meninggalkan Lowu menuju kota Shenzhen  dengan satu pemandu wisata bernama koh Along , pria kelahiran Cina yang mahir berbahasa Indonesia dengan eksen mandarin.

Urutan tempat yang akan di kunjungi yaitu  1) take foto di Window of the world , 2) take lunch di restoran halal Abdullah di Guangzhou. 3) ziarah di makam sahabat nabi,  Saad bin abi waqqas. 4) mengunjungi /shopping di toko batu giok, dan terakhir , 5) mengunjungi masjid tertua di China.

[caption caption="Foto fokpri"]

[/caption]

Saya tidak akan bercerita mengenai tempat dan detailnya acara wisata,  yang ada nanti sandal beterbangan nimpuk saya, karena pasti akan penuh dengan sikap narsis saya yang gak bisa di setop layaknya artis jiaahh. Saya akan masuk ke pokok cerita di mana ada pengalaman  luar biasa yang mungkin bisa di ambil hikmahnya, begini cerita singkatnya..

Setelah kunjungan shopping ke toko batu giok, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore , suasana sudah mulai agak remang. Rencana perjalanan selanjutnya ,menuju masjid tertua untuk menunaikan ibadah sholat maghrib jama isa. Saya yang memang tidak mendapat ijin pulang lewat dari jam 12 mulai khawatir, mengingat perjalanan dari Guangzhou kembali ke HK butuh waktu sekitar dua jam lebih jika tidak macet. Belum lagi dari Lowu sampai Sai Wan Ho. Dan jalur kereta akan tutup pada pukul 24.00

Di atas bis sebelum berjalan dan rombongan sudah duduk rapi, koh Along melalui pengeras suara menyampaikan pada kami "ok perjalanan dilanjutkan ke masjid bersejarah Huai Sheng”!.  Saya yang duduk di deretan paling depan usul "sudah jam segini kayaknya gak keburu, masuk HK- bakal lebih lama, belum ketemu macet, gimana kalau langsung jalan pulang saja?!". Setelah mendengar usulku, Koh Along dengan menggunakan pengeras suara kembali menanyakan kepada penumpang lain "bagaimana mau di lanjut apa pulang HK?". Ada beberapa yang mengacungkan jari  mau mampir masjid karena memang sudah niat nya ikut paket religi ini untuk mengunjungi masjid tertua tersebut. Namun sebagian besar lainya setuju denan usul saya. Ketika sekali lagi koh Along bertanya, "pulang apa lanjut?!",  kami serempak jawab "pulang"!.

Akhirnya di ambil keputusan bus menuju arah pulang HK akan tetapi melewati area jalan di mana masjid tersebut berada, jadi sekedar melewati bangunan masjid. Waktu yang di bilang Koh Along cuma 15 menit ternyata satu jam kemudian , jam 19.00 kami baru memasuki jalan gang di mana masjid berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun