Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jam Tangan Keparat

4 Oktober 2021   10:42 Diperbarui: 4 Oktober 2021   10:45 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar from Pixabay

Hari itu, hari dimana suamiku untuk pertama kali melihat indahnya dunia, yah suamiku ulang tahun.
 Saya memang selalu ingin memanjakanya. Setelah semalam saya layani dia secara special, jauh jauh hari aku sudah merencanakan kejutan untuk nya.


 Saya tahu tiap ultah dia tidak suka dirayakan, maka diam diam atas referensi dari seorang teman aku memesan kue terbaik di Ibukota tempat tinggal kami saat ini beserta item lainya untuk dikirim ketempat kerjanya.

Saya lakukan dengan cara menyisihkan sedikit dari uang jatah belanja bulanan pemberianya. Saya berharap  Bang Willy bahagia ditengah tengah teman  pejuang nafkah lainya dengan surprise yang kulakukan, walau tak seberapa. Semua didasari rasa cinta dan sayangku pada suamiku.


Sembari mengerjakan tugas rumah tangga, aku tesenyum simpul membayangkan Bang Willy pulang kantor dengan wajah ceria dan menceritakan keseruan serta ekspresi dari teman-teman kantor nya.


Aku bersiap menyambutnya ketika terdengar suara kendaraan memasuki halaman rumah. Pasti akan kupeluk dan bergelayut manja dipundaknya seperti biasanya.


Langkahku baru memasuki  ruang tamu ketika terdengar suara  keras daun pintu yang dibanting. Belum sempat aku bertanya apa yang terjadi Bang Willy menghampiriku dan melayangkan tamparan keras yang tak pernah kuduga.


"Hei bodoh apa yang kamu lakukan ?" Kau pikir aku suka dengan apa yang kamu lakukan?
Jangan sok pintar yah!!"


 "Aku cuma ingin buat surprise,  yank" ucapku membela diri.


"Aku tidak suka caramu,kenapa kamu tidak minta ijin dulu denganku,  suamimu hahh?!


Keras dia mendorong tubuhku ke sofa. Aku terjrembab dan air mata tak terbendung.  Sakit sekali aku diperlakukan kasar seperti ini.
Entah iblis darimana yang merasukinya hingga membuat suamiku yang biasanya perlakukanku dengan lembut bisa berubah sperti ini.


"Apa yang salah dengan Semua ini, yank? Parau suaraku mencari kejelasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun