Aku melihatnya keluar dari pintu samping. Sebuah gedung seperti aku selalu bisa merasakan
orang yang keluar masuk di dalamku. Dokter itu berjalan cepat diikuti anak sulungnya. Istrinya
menggendong bayi mengikuti mereka dari belakang. Raut marah masih terlihat di wajahnya.
Pintu mobil setengah dibanting.
“Anggaran hanya disetujui lima juta per tahun buat klinik. Serius tidak mereka mereka
melakukan pelayanan kesehatan di tempat ini?”
Mobil dinyalakan. Suasana hatinya sama panasnya dengan suasana kabin mobil karena
diparkir di luar cukup lama. Rapat anggaran gedung ini memakan waktu cukup lama untuk
menentukan alokasi dana untuk tahun depan.
“Papa kan tahu, kita sudah setuju mengalokasikan dana sebagian besar untuk mendukung
pendidikan”