Mohon tunggu...
bit sesawi
bit sesawi Mohon Tunggu... -

Bit Sesawi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seri 05 Gedung Tanpa Dinding: Ruang Keluarga

24 Februari 2017   15:40 Diperbarui: 10 Maret 2017   18:01 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Aku adalah sebuah gedung. Manusia tidak akan menyadari bahwa kami, para gedung, saling berkomunikasi satu sama lain. Berbagi cerita mengenai kehidupan manusia yang kami lingkupi di dalamnya. Saat ini setumpuk dus mie instan, beras, minyak goreng dan bahan pokok lainnya menumpuk dalam salah satu ruanganku. Pakaian dan selimut pun terkumpul di sudut ruang yang lain. Seorang panitia sedang mendata sumbangan yang terkumpul ini. Hari raya telah dekat. Barang - barang ini akan diserahkan ke panti jompo sebagai bagian dari perayaan tahun ini.

==============

Hari H penyerahan sumbangan. Si Gedung Panti Jompo menyampaikan kabar kepadaku bahwa sumbangan sedang diserahkan dengan sebuah acara perayaan sederhana di sana. Cukup menyenangkan untuk para lansia kedatangan tamu untuk merayakan hari raya ini bersama mereka. Lepas dari rutinitas kegiatan panti sehari - hari. Dus - dus barang sumbangan diturunkan, masuk ke dalam suatu ruangan yang nampak mulai penuh dengan barang sumbangan sejenis.

“Lumayan ramai ya Bu hari raya ini”

Si pekerja panti penuh waktu tersenyum mendengar.

“Ya kami bersyukur untuk semua bantuan ini. Beginilah suasananya menjelang hari raya. Banyak sumbangan tapi kami harus pintar - pintar mengaturnya. Karena kalau masa hari raya seperti ini kelihatan berlebih, tapi saat hari - hari biasa ya kadang kami harus membagi makanan yang ada supaya cukup untuk semuanya. Ya begitu lah dinamika panti, Bu”

“Memangnya yang mengurusi panti di sini berapa orang, Bu?”

“Kami cuma berdua dibantu satu satpam di sini untuk mengurusi semuanya.”

“Wah pasti repot sekali ya Bu mengurusi orang tua sebanyak ini dengan berbagai karakternya”

Ibu penjaga panti tersenyum mendengarnya

“Ya kalau pekerjaan sosial seperti ini kan harus dengan hati. Kalau tidak begitu, siapa yang kuat melakukannya? Gaji juga tidak seberapa, waktu cuti hampir tidak ada. Tapi di panti ini juga warga panti juga saling bantu. Sehingga yang masih kuat bisa turut membantu kami mengurusi yang sudah makin lemah kondisi fisiknya. Di situ lah ada kebahagian yang tak terkira mengerjakan pekerjaan ini, bisa memberikan semangat hidup untuk mereka yang kadang merasa sudah tersisih”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun