Mohon tunggu...
bit sesawi
bit sesawi Mohon Tunggu... -

Bit Sesawi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Seri 07 Gedung Tanpa Dinding: Ruang Tidur

4 Juli 2017   19:10 Diperbarui: 7 Juli 2017   00:35 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bapak Ibu, saya percaya kalau bangunan ini bukan gedungnya. Bukan pula menaranya. Bukalah pintu, lihat di dalamnya. Gedung ini adalah orang di dalamnya. Jadi sebenarnya apakah kita menerima orang - orang seperti ini masuk dalam kita? Inilah saat kita melihat Tuhan yang lapar perlu makan, Tuhan yang haus perlu minum, Tuhan sebagai orang asing yang perlu tumpangan, Tuhan yang telanjang perlu pakaian. 'Sebab sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.' Bapak Ibu sekalian, ini kesempatan kita melayani. Kejadian malam itu menyadarkan saya bahwa bukan kita yang menyiapkan makan malam dan tempat tidur mereka. Kalau kita tidak sediakan pun Tuhan akan tetap menyediakan bagi mereka di tempat lain. Jadii jika kita keberatan, jangan kita melakukannya dengan berat hati, memang lebih baik kita hentikan di sini"

Ruang rapat itu hening sekian lama.

Sepertinya keputusan sudah diambil.

=============

Mulai dari beberapa remaja yang menyediakan diri membantu, akhirnya makin banyak anggota yang ikut terlibat. Pengaturan dilakukan supaya secara bergilir setiap hari ada orang yang membantu menyiapkan tempat itu selepas pulang kantor atau , dan kuliah, dan paginya saat harus membereskan tempat itu. Media sosial membantu kegiatan ini menarik lebih banyak relawan dari luar gedung ini untuk berpartisipasi. Donasi untuk sekedar sekali makan malam tidak perlu mengumpulkan sisa makan malam dari rumah - rumah. Donasi digunakan untuk memperdayakan masyarakat sekitar gedung untuk menyediakan makan malam untuk tuna wisma sehingga ada penghasilan tambahan untuk mereka.

Seorang relawan bahkan menyediakan toilet duduk lengkap dengan semprotannya sisa renovasi di rumahnya untuk memberikan demo bagaimana menggunakannya. Sesi demo ini diadakan setiap malam mengingat yang menginap setiap malam tidak selalu orang yang sama.

Rumah sebelah gedung ini juga menyumbangkan solar water heater-nya yang lama supaya setiap malam tuna wisma ini bisa mandi sebelum tidur di ruangan untuk menjaga kebersihan.

Kerjasama dengan dinas sosial setempat dan Koperasi Kasih Indonesia juga dilakukan untuk memberikan pelatihan dan motivasi untuk meraih keadaan yang lebih baik, tidak hanya terus menerus pada kondisi saat ini. Anggaran dari dinas sosial diambilkan sesuai dengan program pemerintah yang mendukung kegiatan sejenis.

Sempat sebuah gitar hilang pada suatu malam (dan sebelumnya microphone dan speaker kecil dekat mimbar dicongkel). Setelah itu, barang - barang gedung diatur penyimpanannya dengan baik supaya lebih aman. Keluar masuk para tuna wisma yang menginap juga diatur hanya melalui satu pintu.

Kapasitas yang terbatas mendorong gedung ini mengajak gedung lain untuk menyediakan tempatnya pada malam hari karena biasanya gedung - gedung ini tidak digunakan selepas jam 10 malam.

Ada banyak kesulitan lagi, tapi gedung ini tidak berhenti. Tuhan yang lapar dan haus, yang perlu tumpangan dan pakaian. Sepertinya mereka masih bisa terus melihatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun