Mohon tunggu...
Maya Novarini
Maya Novarini Mohon Tunggu... profesional -

Political Communication Scientist bred in Universiteit van Amsterdam. Animal Rights Activist. Software Engineer for an Artificial Intelligence company in San Francisco.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengenal Apa Itu "Privacy, Trust dan Siapa Facebook Sebenarnya"

16 April 2018   10:01 Diperbarui: 16 April 2018   10:31 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pihak ketiga tersebut sampai dapat menganalisa strategi politik untuk membuat banyak orang memilih aliansi politik tertentu dan menekan suara dari aliansi yang lain. Akhirnya terpilih lah Donald Trump, karena pihak ketiga tersebut memang dibayar Trump untuk memanipulasi, memprovokasi dan amplified (membuat jadi lebih gaduh dan mendominasi alur perdebatan politik) suara pro-trump.

Padahal Amerika dan masyarakatnya jadi lebih sengsara di tangan Trump. Jelas ini tidak dipikirkan oleh Facebook. Seperti kasus Jakarta, yang jadi lebih blangsak dengan turunnya Ahok dan terpilihnya Anies.

Kesalahan berikutnya adalah Facebook memiliki pintu belakang yang selalu terbuka bagi developer pihak ketiga untuk mengakses data-data yang Facebook naungi.

Kenapa disebut pintu belakang? Karena di pintu depan, kita sudah tutup dengan akses "only me", "only friends", "only friends of friends". Tapi via pintu belakang, bahkan inbox pun bisa ditembus dan diakses. Ingat, DIAKSES ini ga sama dengan DIMILIKI - tapi dampak penjarahan privacynya ya SAMA seriusnya.

Jadi jangan tertukar Data Privacy dengan Visibility Privacy, yang memang kamu atur lewat tombol berlogo 'friends' yang ada di sebelah tombol biru "Post". Karena itu hanya mengatur visibility di hadapan orang-orang yang dapat berinteraksi dengan kamu (pemilik akun lain, friends/friends of friends/strangers). Tapi kalau bicara Data Privacy, kamu tidak ada andil sedikit pun, karena akses data yang bahkan hanya visible/tampak bagi kamu sendiri ('only me'), MASIH dan akan SELALU dimiliki Facebook dan akan dimanfaatkan untuk kepentingan pengiklan juga. Ga setuju? Jangan sign up di Facebook.

Ini kutipan seputar Data Policy di Facebook :

We collect the content and other information that you provide when you use our Services, including when you sign up for an account, create or share, and message or communicate with others. This can include information in or about the content that you provide, such as the location of a photo or the date a file was created. We also collect information about how you use our Services, such as the types of content you view or engage with or the frequency and duration of your activities.

Istilah Collect dalam terminilogi programming bukan berarti kliping artikel aja, tapi juga berarti mendata, memberi nomer urut, mengumpulkan, menganalisa koneksi satu data dengan data lain, satu milyar data dengan satu milyar data lain - kesimpulannya akan membantu membuat keputusan iklan (produk/politik) yang lebih presisi, agresif dan intrusif.

Bahkan Facebook juga mencari tahu dan mengkoleksi informasi tentang kamu -- tidak dari diri kamu saja, melainkan dari teman-teman atau akun-akun lain yang menyebut namamu, mentag namamu, memanggil namamu di pesan inbox, mengirim pesan ke kamu.

Buktinya di Data Policy ini :

We also collect content and information that other people provide when they use our Services, including information about you, such as when they share a photo of you, send a message to you or upload, sync or import your contact information.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun