Mohon tunggu...
Ebit Frista
Ebit Frista Mohon Tunggu... Pegawai swasta -

ebitfrista.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Timnas Indonesia Belum Terlalu Gurem

26 November 2016   11:48 Diperbarui: 26 November 2016   23:11 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Timnas Indonesia berhasil melaju ke semifinal pada piala AFF tahun ini. Persiapan timnas Indonesia kali ini masih sama seperti pagelaran AFF sebelum-sebelumnya, yaitu tidak matang dan tidak begitu meyakinkan.

Di pertandingan pertama dengan luar biasa Indonesia berhasil meladeni Thailand yang sudah meraih juara piala AFF sebanyak 4 kali. Setidaknya dalam 75 menit Indonesia mampu mengimbangi Thailand. Bahkan ketika Indonesia tertinggal dua gol terlebih dahulu Indonesia mampu mengejar ketertinggalannya dan menyamakan kedudukan. Dua gol Thailand di babak pertama bukanlah gol dengan proses yang cantik. Gol itu terjadi lebih dikarenakan oleh kesalahan pemain Indonesia sendiri. Meski pada akhirnya pertandingan dimenangkan Thailand dengan skor 4-2. Indonesia beruntung karena dengan persiapan seadanya Indonesia masih dapat memberikan perlawanan pada timnas Thailand dan tidak dibantai. Apalagi jika mengingat Thailand baru saja menahan imbang Australia di ajang kualifikasi piala dunia.

Di pertandingan ke dua Indonesia kembali tampil mengejutkan. Filipina yang diperkuat banyak pemain naturalisasi berhasil ditahan imbang oleh Indonesia di rumahnya sendiri. Kenapa mengejutkan? Lihat saja jarak rangking Fifa antara Indonesia dengan Filipina yang terpaut cukup jauh. Bahkan berdasarkan tabel rangking FIFA Filipina adalah negara dengan poin tertinggi di asia tenggara. Tentu saja menahan imbang Filipina di rumahnya sendiri bukan perkara mudah bagi tim yang baru dibangun seperti Indonesia sekarang. Karena Indonesia sekarang bukanlah Indonesia zaman Kurniawan dahulu, begitu juga dengan Filipina, mereka bukanlah Filipina yang dulu pernah dibantai dengan skor telak 13-1.

Terakhir Indonesia bahkan mampu mengalahkan Singapura yang sudah mengoleksi 4 piala AFF (bersama Thailand menjadi peraih gelar terbanyak). Indonesia belum sekalipun meraih piala tersebut, maka menundukan tim peraih 4 kali juara adalah hal yang seharusnya terasa istimewa. Kemenangan ini juga yang mengantarkan Indonesia melaju ke semifinal. Bukankah itu juga sebuah kemenangan yang sangat layak untuk disyukuri.

Seburuk-buruknya sepakbola di tanah air tidak pernah membuat timnas Indonesia menjadi seperti Timor Leste atau Brunei yang bahkan untuk ikut piala AFF kali ini saja mereka tidak sanggup. Indonesia sudah sepatutnya bersyukur meski sudah setahun lebih tidak ada kegiatan sepakbola internasional di ajang resmi, Indonesia masih sanggup lolos dan melaju ke semifinal piala AFF. Ringkasnya dengan pengurus amburadul saja Indonesia tetap mampu berbicara di ajang internasional.

Padahal Indonesia belum mengerahkan kekuatan penuh. Masih banyak pesepakbola Indonesia yang layak untuk membela timnas akhirnya tidak bisa ikut berkontribusi. Penyebabnya adalah TSC yang tetap harus bergulir meskipun timnas tengah bertanding. TSC yang notabene bukan kompetisi resmi ternyata sudah cukup untuk membuat tim nasional kesulitan memanggil pemain-pemain potensialnnya. Kita tidak sedang bicara tentang pesepakbola Indonesia yang sedang berkompetisi di Serie A, EPL, atau J-league (karena memang tidak ada). Kita hanya sedang membahas tentang TSC, liga tarkam yang dikemas semegah mungkin. Jika Daisuke Sato dan Javier Patino tidak diizinkan memperkuat Filipina karena liga Rumania dan Cina yang masih masuk akal jika dianggap lebih penting daripada piala AFF. Bisa dibayangkan seberapa hebatnya kompetisi TSC sampai dianggap begitu penting. Tapi memang masuk akal itu ya tergantung akal siapa.

Jika ingin Indonesia juga masih bisa memaksimalkan kekuatan dengan menambah lebih banyak lagi pemain naturalisasi. Jangan tanggung-tanggung andai saja Indonesia memperbolehkan seseorang memiliki kewarganegaraan ganda boleh jadi Radja Nainggolan, Van Persie, Van Bronckhost, John Heitinga dan banyak lagi pesepakbola hebat lainnya akan memilih berseragam timnas Indonesia sebelum mereka memutuskan untuk membela negaranya masing-masing. Jika pengandaian itu masih dianggap terlalu jauh dan hanya akan menjadi angan saja, tidak apa-apa setidaknya Indonesia sekali lagi membuktikan bahwa potensi kekuatan kita belum ditunjukkan sepenuhnya. Jika Filipina dan Singapura saja dengan pemain naturalisasi kelas medioker bisa meningkatnya kualitas tim nasioanal sepakbolanya dengan sangat signifikan. Bisa dibayangkan jika naturalisasi yang masif menjadi jalan yang juga dipilih oleh Indonesia.

Selain itu timnas Indonesia bahkan belum mengerahkan pemain kedua belas seluruhnya. Meski setiap pertandingan timnas di mana pun selalu dihadiri pendukung yang setia mengibarkan bendera merah putih. Percayalah belum seluruhnya dukungan terhadap timnas Indonesia dimaksimalkan. Pendukung Indonesia belum sepenuhnya utuh bersatu mendukung timnas. Kita masih sibuk mengurusi permusuhan di antara kita yang tak kunjung terselesaikan.

Dan jangan lupakan bakat alam. Timnas Indonesia bukanlah timnas yang dibentuk dengan perangkat latihan modern untuk menambah daya tahan tubuh dan massa otot. Timnas Indonesia saat ini masih didominasi oleh para pesepakbola yang ditempa alam. Bakat-bakat sepakbola tumbuh secara alami dan masih bermunculan di mana-mana. Bakat-bakat itu sampai sekarang belum berhasil dikelola dengan baik untuk sekedar ditambah “lingkar otak”-nya. Pesepakbola Indonesia belum terbiasa dicekoki pengetahuan-pengetahuan taktik dan teknik sepakbola modern.

Jadi jika dengan berbagai potensi yang belum dimaksimalkan saja Indonesia berhasil menyisihkan Filipina dan Singapura. Sudah sepantasnya kita sebagai pendukung sepakbola Indonesia harus banyak-banyak bersyukur karena bisa melihat Indonesia melaju lebih jauh di piala AFF kali ini. Dengan pemaparan ini setidaknya kita bisa lebih mengakui bahwa timnas Indonesia memang gurem tapi gak gurem-gurem amat lah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun