Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wakil Kyai Said Maju

13 November 2020   05:38 Diperbarui: 13 November 2020   05:56 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. Maksum & Bu Rumtini (Foto : PK 144)

Pada PK LPDP Santri angkatan pertama juga menjadi PK 144 untuk seluruh nomor angkatan PK dari para penerima beasiswa LPDP, di hari kedua PK (Persiapan Keberangkatan) ini, Prof. Dr. KH. Said Aqil Shiradj, MA. sebagai ketua umum PBNU dijadwalkan hadir mengisi acara. Saya bersama teman-teman satu angkatan sudah mendapatkan infonya sewaktu mengadakan acara di kantor PBNU.

Setelah melaksanakan shalat maghrib dan isya' secara jama' qoshor di musholla hotel Accacia yang mungil, kami melanjutkan dengan menunaikan hasrat logistic tubuh, menyantap makanan mewah yang disediakan oleh hotel. Malam ini adalah sesi terakhir dari hari kedua PK. Sambil menikmati makanan, saya mengobrol dengan Mas Rizki dan Mas Isep, ngobrol ringan tentang materi hari ini yang disampaikan oleh para pembicara yang luar biasa.

Sedang enak-enaknya menikmati makanan penutup yang berupa salad, buah-buahan dan tidak lupa juga sambil minum kopi. Di samping tempat kami duduk, Mahsus memberitahu saya, bahwa lagu sudah diputar di ruangan aula tempat PK, yang menunjukkan sebagai kode bahwa acara lekas dimulai. "Segera dihabiskan kopinya mas", ujar Mas Rizki.

Ruang makan hotel menuju ruang aula PK hanya sekitar 50 meter saja, melewati lorong panjang dan toilet yang ada di samping kirinya. Saat saya berjalan menuju aula, saya sempatkan mampir di toilet, sekalian mengambil air wudlu, harapannya ketika materi disampaikan nanti, saya tidak merasakan kantuk. Saat memasuki ruang toilet, rupanya tradisi antri berlaku. Di setiap depan pintu ada satu hingga dua orang yang sedang mengantri. Mau tidak mau, saya juga ikut antri bersama mereka, karena kalau ke atas, menuju kamar hotel, takutnya terlambat.

Selesai mengambil air wudlu dan buang air kecil, saya agak berlari menuju ruang aula. Walaupun music yang menjadi tanda acara sudah berhenti, namun pembicara terakhir malam ini belum tampak hadir. Group yang saya ikuti, kelompok Sultan Agung masih duduk di deretan kursi paling depan sebelah kanan. Jangan sampai ada yang mengantuk, itu harapan saya saat ini, karena kalau duduk di depan seperti ini, sangat kelihatan sekali oleh pembicara.

Hingga saat yang ditunggu tiba. Bu Rumtini, sebagai kepala divisi Rekrutmen dan Seleksi Beasiswa LPDP memasuki ruangan aula PK bersama dengan seseorang. Bukan seperti yang kami inginkan, yang sedianya malam ini adalah KH. Said Aqil Shiradj sebagai ketua umum PBNU. Yang hadir bersama Bu Rumtini belum saya kenal sosoknya.

Keduanya langsung menuju ke atas panggung kebesaran PK Santri dengan tulisan "Cantrika Binaya Nagarajaya" yang sangat besar di depan bawahnya, yang berarti Santri bisa berperan untuk menjadikan negara ini jaya. Bu Rumtini membuka sesi akhir dari acara PK hari ini, setelah terlebih dahulu kami menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars LPDP. Beliau memperkenalkan pembicara yang ada di sampingnya. Nama beliau adalah Prof. Dr. Ir. Mochammar Maksum Mahfoedz, M.Sc., wakil ketua umum PBNU.

Ternyata malam ini Kyai Said sebagai ketua umum PBNU tidak bisa hadir, wakilnya yang maju sebagai pembicara PK. Prof. Maksum menjabat sebagai wakil ketua umum PBNU. Pada saat mengisi PK ini, beliau juga sebagai rektor UNU (Universitas Nahdlatul Ulama) Jakarta. Beliau juga menjadi dosen di fakultas teknologi pertanian Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Setelah dirasa perkenalan yang diawali oleh Bu Rumtini cukup, beliau mempersilahkan Prof. Maksum untuk mengisi acara.

Prolog beliau sampaikan. Prof. Maksum bercerita bahwa sebenarnya beliau bukanlah orang pesantren dan belum pernah mondok. Namun, prinsip hidup beliau adalah sami'na wa atho'na, mendengar dan taat terhadap perintah Kyai dan para gurunya. Waktu itu beliau dipanggil oleh Kyai Said untuk diajak mengurus Nahdlatul Ulama', beliau ditunjuk sebagai wakil ketua umum. Beliau sendiko dawuh, taat terhadap titah Kyai Said.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun