Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sastra Hidup Prie GS

23 Oktober 2020   01:08 Diperbarui: 23 Oktober 2020   01:20 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Prie GS bersama Pak Pak Rafi (Foto : Tim PK 144)

Saya hanya berusaha mendiskripsikan apa yang sudah disampaikan oleh Pak Prie GS. Namun, fakta sesungguhnya ketika berhadapan dengan Pak Prie dan mendengarkan pemaparan beliau secara langsung, sungguh sangat jauh sekali kualitasnya. 

Mendengarkan cerita-cerita beliau yang sepertinya sederhana sangat luar biasa, bagi saya sungguh memukau. Bahkan, saya tidak bisa mendiskripsikan dengan kata-kata yang pas di dalam tulisan ini. Pak Prie sangat piawai bercerita, sesi pada saat Pak Prie berbicara, saya tidak menemukan satupun peserta yang mengantuk, tidak ada peserta PK yang tidur. Semuanya larut dalam tawa dan takjub.

Ya, hari selasa ini memang istimewa. Dua sastrawan, dua penulis, dua tokoh nasional memberikan banyak pelajaran ke saya, ke kami para awardee LPDP Santri. Selanjutnya beliau berpesan untuk menjadi diri sendiri, jangan menjadi orang lain. 

Berusahalan selalu memahami apa yang sedang terjadi di sekitar dan ambillah pelajarannya. Selalu meyakini dengan segala sesuatu yang sedang dikerjakan, bahwa suatu saat nanti akan menghasilkan sesuatu yang baik.

"Melepaskan segala capaian prestasi yang sudah diraih, karena semua itu adalah pertolongan dari Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tujuan hidup", lanjut pesan Pak Prie. 

Itulah beberapa pesan yang disampaikan oleh Pak Prie. Tentu bahasa yang digunakan oleh Pak Prie dan gaya dalam menuturkan pesan itu, tidak bisa saya deskripsikan dengan lengkap. Terlalu sempurna bagi saya, gaya yang dilakukan oleh Pak Prie.

Pada saat sesi tanya jawab, ada tiga penanya yang diberikan kesempatan. Yang bertanya pertama kali adalah Maya, dia adalah awardee yang akan melanjutkan S2 di Universitas Negeri Malang. Pertanyaannya adalah bagaimana cara "mensastrai" kehidupan sebagaimana yang sudah dilakukan oleh Pak Prie selama ini?

"Berbuat baik, meminta maaf. Hadapilah hidup ini, karena kehidupan memang keras. Adab lebih tinggi dari pada dunia dan seisinya, sehingga Tuhan akan menjawab doa-doa dan keinginanmu. Terkadang, hidup memang tidak seperti yang kita inginkan, namun serahkanlah segala yang dikerjakan kepada Tuhan dengan selalu memiliki prasangka yang baik", jawaban yang luar biasa dari Pak Prie GS.

Galuh menjadi penanya kedua, dia adalah awardee S2 UIN Malang, bertanya bagaimana mengubah kegalauan menjadi sastra? Bagaimanakah menjinakkan penderitaan, sehingga menderita dengan bahagia?. Pak Prie menjawab pertanyaan Galuh dengan cara mencintai segala sesuatu yang ada di luar diri. Ketika segala sesuatu yang ada di luar diri (makhluk Tuhan) bisa dicintai, maka segala soal-soal kehidupan akan dibantu oleh Tuhan.

Penanya yang terkahir adalah Gus Yasin, salah satu keluarga dari Pondok Pesantren Gading, Malang. Teman-teman langsung riuh, pasalnya Gus Yasin sebelum bertanya, langsung memperkenalkan diri dan membuka kartu bahwa dirinya baru saja menikah, lalu ikut PK, jadi harus berpisah lebih dari satu minggu dengan istrinya. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya istiqomah, konsisten memandang keluarga selalu baik, dibanding keluarga yang lain?

Jawaban Pak Prie dari pertanyaan yang terakhir ini sekaligus menutup presentasi Pak Prie yang pagi hari ini membawakan tema "Seni dan Budaya sebagai wujud Identitas Bangsa". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun