Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lupa Saat Khutbah

17 Oktober 2020   23:27 Diperbarui: 17 Oktober 2020   23:31 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meme info Khutbah di Minhajut Thullab Krikilan (Foto : Gus In'am)

Banyak mata menoleh ke arah saya, mereka menunggu apa yang hendak saya kisahkan. Namun, otak saya tiba-tiba kosong. Bahasa arab dan kisah dalam bahasa Indonesia tiba-tiba tidak bisa saya ucapkan. Akhirnya saya bicara di hadapan jama'ah yang keheranan, "mohon maaf, saya tiba-tiba lupa dengan apa yang mau saya kisahkan. Bukan hanya bahasa arabnya saja, kisah secara bahasa indonesianya juga lupa", secara jujur dan terus terang saya mengatakan kepada seluruh jama'ah.

 Akhirnya saya langsung menyimpulkan seluruh penjelasan dari awal tadi. Sejak mengawali khutbah pada tahun 2013 ketika baru pulang dari Mesir, baru di tahun 2020 inilah saya mengalami lupa ketika menyampaikan khutbah. Kalau lupa pelajaran ketika belajar sudah biasa, tetapi lupa dalam kondisi menyampaikan materi saat khutbah, baru pertama kali saya alami ini. Saya semakin menyadari bahwa, "Al insan mahallul khotho' wan nisyan", "manusia memang tempatnya salah dan lupa". Jadi, tidak boleh untuk menyombongkan diri terhadap ilmu yang dimiliki, semua hanya titipan dari Ilahi Robbi.

Pada hari selasa kemarin, Gus In'am yang menjadi putera dari Abah Taha datang ke rumah siang hari. Dino yang pertama kali memberikan kabar ke saya. "Aku neng Berasan mas", katanya. Namun, mereka berdua langsung menuju ke pesantrennya kakak saya, Gus Syifa' di Pesantren Ibnu Mannan yang letaknya tidak jauh dari tempat saya tinggal, di Pesantren Minhajut Thullab Sumberberas.

"Kalau urusan selesai langsung ke sini aja Gus", saya mengirimkan pesan ke Gus In'am. Menjelang shalat ashar, tangga yang terbuat dari besi di depan rumah saya terdengar bunyinya, saya bersama keluarga tinggal di lantai dua, lantai satunya adalah kantor pesantren Putri Minhajut Thullab dan bersebelahan dengan rumah Abah Kyai Fakhruddin Mannan. Rupanya ada Gus In'am dengan dua orang temannya.

Kami bersalaman. Dua orang temannya Gus In'am memperkenalkan diri. Walaupun keduanya sama-sama dari Muncar, namun satunya bernama Mas Robert, bekerja di Jakarta. Dia menjadi asisten ahli dari salah anggota DPR RI dari partai Golkar. Kami berbincang santai sambil minum kopi diselingi dengan menghisap rokok. Saya yang tidak merokok, hanya makan camilan yang disediakan oleh istri, juga ikut minum kopi.

Mereka berbincang banyak hal mengenai perpolitikan di Banyuwangi. Bulan desember besok pemilihan bupati Banyuwangi. Partai Golkar merupakan partai yang merapat di calon nomor urut satu, Pak Yusuf dan Gus Riza. Gus In'am pada awalnya adalah masuk jajaran pengurus di partai Nasdem Banyuwangi, yang mana partai Nasdem mendukung calon bupati nomor urut dua, yakni Bu Ipuk yang menjadi istri dari bupati sekarang dan Haji Sugirah. Tetapi saat ini Gus In'am sudah tidak aktif lagi di Nasdem.

Saya hanya menjadi pendengar setia, sesekali menanggapi obrolan mereka yang semuanya berbau politik. Saat mereka berhenti berbicara, saya bilang ke Gus In'am bahwa buku pertama yang saya tulis berjudul "926 Cairo", masternya sudah jadi dan dikirimkan ke saya. "Coba saya lihat", kata dia. Lalu saya ambillah buku itu, saya tunjukkan kepadanya, termasuk kepada Mas Robert dan temannya. "Saya mau foto dengan bukunya, nanti saya kirimkan ke group WA MATAN Banyuwangi", kata Dino yang memegang buku "926 Cairo" lalu difotokan oleh Gus In'am.

Pada saat Gus In'am hendak berpamitan, saya menyampaikan salam dari Abah Taha yang waktu lalu menyuruh saya untuk berbicara kepada Gus In'am perihal jadwal di Pesantren Minhajut Thullab di Krikilan. Dia langsung meresponnya, "hari jum'at besok ada jadwal khutbah tidak mas?", tanya dia. "Kosong", jawab saya. "Oke, besok mengawali khutbah di Krikilan, selanjutnya nanti dijadwal lagi", kata dia melanjutkan.

Teringat pesan Abah Taha di awal tadi. Saya harus mengiyakannya. Selama  saya masih memiliki waktu, berarti saya tidak bisa menolaknya. Tibalah jum'at terakhir kemarin saya menuju pesantren Minhanjut Thullab Krikilan dengan mengendarai motor sendiri. Saya berangkat dari rumah jam 10.15 pagi hari. Pada saat sampai di Jajag, suara-suara speaker dari masjid yang ada sudah bersahut-sahutan, rekaman orang mengaji yang menunjukkan bahwa hari ini adalah hari jum'at.

Ketika masuk wilayah Glenmore, saya melewati jalan raya dekat dengan Pondok Pesantren Ummul Quro, masjidnya sudah terdengar suara tarkhim, yang menunjukkan sebentar lagi adzan jum'at dikumandangkan. Akhirnya perjalanan memakai motor saya percepat. Sampai di pom bensin Krikilan, saya belok kanan hingga mendekati rel kereta api yang berada di depan pondok pesantren Minhajut Thullab Krikilan.

Ada sebuah plang yang turun, menandakan ada kereta api mau lewat. Di sini plang kereta apinya masih manual, ada seorang yang berjaga setiap saat. Pada saat saya berhenti, tiba-tiba ada motor berhenti juga di samping kanan saya, dia membuka helmnya, "oalah dulur lanang to", "ternyata saudara sendiri ya", katanya. Dia adalah Erwin yang juga anggota di group WA MATAN Banyuwangi. Dia mendapatkan informasi saya akan mengisi khutbah di Krikilan dari meme informasi yang Gus In'am kirimkan di group WA MATAN Banyuwangi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun