Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Santri Berterima Kasih

17 Oktober 2020   18:41 Diperbarui: 17 Oktober 2020   20:06 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA. bersama Pak Shabahul Arafi, PIC LPDP (Foto: Tim Fotografer PK 144)

"Kalian para santri yang mendapatkan beasiswa dari LPDP yang didanai dari negara harus banyak bersyukur. Hanya negara Indonesia yang mau memberikan beasiswa khusus untuk para santri. Di negara-negara lain tidak ada yang seperti ini", pesan Prof. Dr. Azyumardi Azra pada saat beliau mengisi acara PK 144 khusus santri dengan jumlah peserta 114 santri dari perwakilan seluruh Indonesia, setelah Bapak Direktur Utama LPDP, Bapak Rionald Silaban tadi siang menyelesaikan pemaparannya dan menabuh gong sebagai bentuk symbol acara PK dimulai.

Prof. Dr. Azyumardi Azra mengisi acara setelah kami melaksanakan shalat ashar berjamaah di musholla kecil yang ada di samping kiri hotel. Hotel Acacia yang berada di jantung kota Jakarta, Jakarta Pusat ini sangat megah sekali. Bahkan di lantai atas ada kolam renang yang luas. Namun, kontras sekali dengan bangunan musholla yang ada. Bangunannya kecil sekali, lebih tepat ibarat sebuah bangunan musholla kecil yang biasanya ada di SPBU. Tanpa toilet, hanya ada tempat yang digunakan untuk berwudlu saja. Barisan jama'ahnya juga hanya cukup sekitar 4 baris saja, dengan masing-masing baris tidak lebih dari 10 orang.

Saya tadi siang sudah melaksanakan shalat dhuhur dengan cara jama' dan qoshor, menggabung shalat di awal waktu dan masing-masing shalat hanya dua rakaat. Itu adalah diskon yang Allah Swt. berikan kepada orang muslim yang sedang bepergian, saya mengambil diskon itu. Awalnya shalat dhuhur dan ashar adalah 4 rakaat, menjadi masing-masing hanya 2 rakaat. Kalau manusia yang memberikan diskon saja, sering saya ambil, apalagi ini yang memberikan diskon adalah Tuhannya manusia, tentu saya ambil juga.

Di pelataran hotel bagian bawah, dekat dengan parkiran mobil para pekerja dan tamu hotel, terlihat ramai, ada Aljabar dan teman-temannya. Saya mendekat ke mereka yang sedang asyik santai mengendorkan otak yang sejak pagi sudah diisi dengan materi LPDP yang padat sekali. Mereka sedang merokok bersama. Di dalam hotel dilarang keras untuk merokok.

"Dalam sejarah adanya PK sejak pertama kali belum pernah ada yang membolehkan peserta untuk merokok. Namun, kali ini, karena kami tau tradisi santri diantaranya ada yang merokok, jadi dapat rukhsoh, keringanan. Yang ahli hisab, julukan para perokok, mohon bisa ditahan pada saat acara dan boleh merokok di tempat yang sudah disediakan di bawah hotel, dekat tempat parkir, ada tulisannya di sana", seperti yang diucapkan Pak Rafi pagi tadi saat beliau menjelaskan tata tertib selama acara PK ini.

Lagu mulai terdengar diputar kembali di Aula tempat PK, yang menandakan waktu istirahat yang kami lakukan sudah habis. Setiap istirahat, ada sekitar 30 menit untuk bersantai, entah itu untuk para ahli hisab, atau sekedar untuk menunaikan kebutuhan ke kamar mandi. Saya yang tidak terlalu kuat berada di ruang ber-AC, hingga sore hari ini saja sudah lebih tiga kali buang air kecil di kamar kecil hotel yang toiletnya semua berupa toilet kering. Maklum biasa hidup di desa dengan air yang melimpah dan AC-nya alami, Angin Cendela.

Kami semua berdiri seperti biasa, menunggu untuk menyambut kedatangan pembicara nasional yang hadir. Beliau adalah Prof. Dr. Azyumardi Azra. Siapa yang tidak kenal beliau. Saya kira seluruh orang Indonesia, apalagi yang latar belakang pendidikan, pasti mengenalnya. Saya sendiri secara pribadi, mengenal beliau sudah sejak lama, walaupun hanya lewat TV. Kira-kira pada tahun 2008, satu tahun sebelum berangkat ke Mesir. Seringkali ketika menonton televisi pada waktu itu, di Metro TV dan TV One, Prof. Azyumardi diundang menjadi pembicara.

Tahun 2008 adalah waktu pada saat Israel menggempur Palestina. Dunia sedang ramai. Kedutaan Mesir di Jakarta juga sempat dibom sebagai bentuk protes salah satu golongan yang menuduh Mesir diam terhadap agresi militer Israel di jalur Gaza. Bahkan dianggap memfasilitasi Israel karena menutup jalur Gaza yang menjadi jalan satu-satunya warga Palestina menerima bantuan makanan dari luar dan jalur perdagangan Mesir -- Palestina.

Di situlah saya mengenal Prof. Azyumardi, lewat televisi. Beliau selalu konsisten menyuarakan Islam Moderat. Beliau sangat getol dengan konsep yang akhir-akhir ini juga sering digaungkan oleh Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj tentang Islam Nusantara. Pada tahun 2008 juga sedang ramai-ramainya HTI, karena memang pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pergerakan organisasi terlarang ini sangatlah bebas.

Sebelum acara serius dimulai, seperti biasa, lagu angkatan Cantrika Binaya Nagarajaya diputar. Kami mengambil tempat masing-masing dengan berdiri. Saya tetap berdiri di pojok ruangan sebelah kiri dan berada di belakang. Mas Anwar maju, Gus Fathan dan Mas Rizki juga maju memimpin koreografi teman-teman. Termasuk beberapa awardee perempuan. Setelah selesai menyanyi bersama diiringi koreografi, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun