Saya mengatakan secara jujur untuk rindu ingin menulis lagi di kompasiana dan menemui kendala yang tidak bisa saya selesaikan, saya juga mengatakan bahwa saya sudah menghubungi CS di email kompasiana resmi dan tidak menemukan solusi yang berarti.
Gayung bersambut, tidak lama kemudian Mas Nurul langsung menjawab keluhan saya dengan mengirimkan email yang pernah saya gunakan untuk mendaftar di Kompasiana, saya lansung mencoba menggunakan email itu untuk login, alhamdulillah berhasil.Â
Tepat tanggal 16 Oktober tahun 2019, saya mulai menulis catatan kembali, saya menulis catatan dari perjalanan saya kuliyah S3 di UIN Malang, beberepa tulisan saya kirimkan, dari 10 tulisan yang sudah saya tulis di Kompasiana, ada satu yang masuk headline, yakni catatan yang berjudul "Ada Sufi di KPK".Â
Namun, lagi-lagi saya tidak lagi menulis catatan sejak terakhir mengirimkan catatan di tanggal 2 November 2019. Itu adalah catatan saya yang terakhir. Alasanya selalu klasik; malas.
Tanggal 19 September 2019, baru beberapa hari yang lalu, seperti biasanya saya suka membaca status teman-teman yang ada di beranda facebook.Â
Di sana saya melihat postingan Om Mukti Ali yang sedang mengirimkan foto buku yang bulan agustus kemarin diterbitkan, saya juga disuguhi postingan Om Dian Kelana yang memperlihatkan buku yang baru diterbitkan juga.Â
Saya juga melihat beberapa postingan Pak TD yang juga memiliki model yang sama yakni menunjukkan buku-buku yang beliau terbitkan.Â
Saya tiba-tiba penasaran dengan postingan-postingan beliau itu, saya lihat dan saya baca postingan beliau-beliau itu. Ternyata mereka semua berasal dari rumpun penerbit yang sama yakni YPTD, kepanjangan dari Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan.
Yayasan penerbitan ini adalah wakaf dari keluarga besar Pak Thamrin Dahlan yang visinya adalah meningkatkan literasi masyarakat Indonesia dengan cara memfasilitasi para penulis yang ingin menerbitkan karyanya secara gratis.Â
Saya langsung tertarik untuk ikut serta mewujudkan visi dari Yayasan keluarga besar Pak TD ini. Hari itu juga saya menghubungi nomor whatsapp yang tertera di beranda Pak TD.Â
Saya menyapa beliau, menanyakan kabarnya selama ini dan langsung to the point  menyampaikan keinginan saya untuk ikut serta menerbitkan buku lewat Yayasan beliau.Â