Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Langsung Terbit 3 Buku

28 September 2020   02:34 Diperbarui: 28 September 2020   12:36 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Pak Thamrin Dahlan dan Mas Ahsin di Kantor Kompas Gramedia tahun 2011 (Foto by : Thamrin dahlan)

Kompasiana menjadi jembatan shilaturahim pertama saya bertemu dengan para penulis hebat yang saya kenal. Di blog kroyokan ini, saya bisa berkenalan dengan Om Prayitno Ramelan yang sering hadir di televisi nasional menjadi pembicara perihal tentang bidang dunia intelejen negara, beliau pernah memberikan hadiah buku ke saya lewat Mbak Linda Djalil yang juga aktif di Kompasiana dan pernah menjadi wartawan senior di Tempo dengan bukunya yang berjudul "Intelejen Bertawaf" saat di Mesir. Saya juga dikenalkan dengan Ibu Pipiet Senja yang menjadi novelis terkenal tanah air. 

Berkat kompasiana, saya juga bertemu bukan hanya lewat tulisan kepada Om Pepih Nugraha yang waktu itu menjadi founder awal kompasiana bersama dengan Mas Iskandar yang akrab disapa dengan Mas Isjet. Saya juga bertemu dengan Mas Nurul yang saat ini menjadi CEO Kompasiana.

Masih banyak lagi tokoh-tokoh besar lain yang saya temui sejak bergabungnya saya di kompasiana pada tanggal 26 Oktober 2009 hampir sepuluh tahun lalu. Pada bulan Maret 2011, saat Mesir telah mengalami revolusi, saya pulang ke Indonesia dan mampir di Jakarta. Teman-teman Kompasiana mengetahui kepulangan saya lewat beberapa artikel yang saya tulis di sana. 

Mulailah Om Babeh Helmi yang aktif di dunia teater dan waktu itu termasuk salah satu artisnya kompasiana menghubungi saya untuk diajak ketemuan dengan para kompasianer yang ada di Jakarta. Mereka mengajak saya untuk bertemu di Taman Ismail Marzuki. 

Di sana hadir beberapa kompasianer yang namanya tidak asing bagi saya, diantaranya Om Dian Kelana yang aktif sekali menulis catatan hariannya, juga hadir om Edi yang juga aktif sekali, bertemu Bang Syem yang suka menulis di kompasiana tentang bidang pertanian, juga almarhum Om Erwin yang akrab dipanggil Om Gentong yang sering menulis tentang inspirasi. Sebelum sampai di Jakarat.

Saat transit di Dubai, saya menyempatkan diri untuk keluar bandara dan menemui Mas Mukti Ali yang waktu itu masih bekerja di Dubai, saya berjalan-jalan bersama beliau keliling Dubai, termasuk makan malam di bawah bangunan Burj Khalifa yang menjadi Gedung tertinggi di Dunia hingga pukul 2 dinihari.

Esoknya, saya dihubungi oleh Pak Thamrin dahlan, beliau merupakan pensiunan dari Kepolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir yang saya tau adalah Komisaris Besar. Saya janjian dengan Pak Tamrin Dahlan yang akrab dipanggil Pak TD di Kompasiana di Mall Tamini yang berada di dekat TMII Jakarta Timur. 

Beliau pada waktu menjemput saya dengan memakai mobil Toyota kijang kapsul LGX. Bersama beliau, saya mendatangi undangan yang berikan oleh Kang Pepih Nugraha dan Mas Isjet di kantornya Kompas Gramedia bagian Kompasiana. 

Saat di Kantor Kompas, kami disambut oleh oleh para penggerak dibalik layar Kompasiana, diantara yang saya kenal adalah Kang Pepih, Mas Isjet, Mas Nurul, dan Mas Wisnu Nugraha yang beberapa bukunya pada masa SBY dan Pak JK sangatlah viral di jagat raya Indonesia.

Saya banyak ditanyai perihal kondisi Mesir tahun 2011 waktu itu yang menghebohkan dunia. Tahun 2011 sebelum saya pulang, saya juga pernah menulis satu artikel yang menjadikan saya diwawancarai oleh media televisi nasional, diantaranya oleh TV One, Kompas TV, Trans 7, hingga Metro TV. 

Waktu itu saya menjadi korban tangkap militer beberapa jam dan dinterogasi gara-gara dianggap ikut pergerakan untuk menggulingkan Presiden Hosni Mubarok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun