Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Harapan Bangsa di Pundak Awardee LPDP

13 Oktober 2019   06:21 Diperbarui: 13 Oktober 2019   06:58 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku kumpulan kisah inspratif yang ditulis oleh para awardee LPDP UIN Malang (foto : Bisyri)

Beliau lalu menjelaskan bahwa LPDP mencari anak bangsa yang memiliki cinta terhadap negeri ini, setia kepada NKRI, mau mengabdi untuk kemajuan Indonesia dengan bidang yang mereka kuasai. Jadi bukan hanya cerdas untuk diri sendiri saja, melainkan juga bisa mencerdaskan yang lain dari rakyat Indonesia di negeri Indonesia.

Semangat inilah yang bisa saya petik dari artikel-artikel yang terkumpul dalam buku "Siluet Impian 2" yang ditulis oleh para awardee LPDP UIN Malang angkatan 2017-2018. 

Dimulai dari artikel yang ditulis oleh mbak Februarina risky, awardee asal Aceh ini sebelumnya sudah pernah ditolak saat mendaftar di LPDP, hingga akhirnya beliau menikah dan karena keinginan yang masih kuat, setelah menikahpun masih ingin mendaftar ke LPDP dengan meminta izin kepada suaminya, suaminya juga rela mengantarkan ke Jakarta dari Aceh untuk melaksanakan serangkaian tes yang dilakukan oleh LPDP setelah lulus seleksi administrasi hingga seleksi substansi yang berisi LGD (Leadership Group Discusion), wawancara dan review berkas hingga akhirnya beliau dinyatakan lulus.

Kisah ketiga ditulis oleh mbak Fitri Kurnia Rahim, hampir sama, beliau pernah juga gagal ikut seleksi di LPDP di tahun 2016, namun tetap mencobanya  lagi di tahun 2017 dan akhirnya berhasil. Ada lagi yang ditulis oleh mbak Eka Lutfiyatun yang hobinya adalah mengajar. 

Hal yang paling membahagiakan buat beliau adalah bisa mendampingi anak-anak usia SMP dan SMA dalam pengajaran, ada banyak pelajaran yang bisa didapatkan bukan hanya transfer ilmu saja, tetapi juga mengajarkan karakter di jiwa mereka, mengajarkan sikap demokratis, bekerja keras, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, kreatif, hingga belajar tanggung jawab.

Dari pengabdian mengajar inilah, seiring berjalannya waktu paradigma itu berubah, semula beliau menganggap dengan sarjana S1 saja sudah cukup kalau untuk mengajar, ternyata tidak. Dari sini beliau akhirnya mendapatkan informasi untuk mendaftar di LPDP dan dengan perjuangan yang tidak mudah, akhirnya sukses diterima menjadi awardee.

Kisah nomor tujuh ditulis oleh mas Arifka Mahmudi, saat hari jum'at kemarin, beliau baru pulang dari Korea Selatan setelah mengikuti seminar Internasional, dan makalah yang beliau presentasikan menjadi salah satu yang terbaik dari banyak peserta dari beberapa perwakilan negara-negara di dunia yang hadir. 

Di buku ini, beliau bercerita tentang sedikit kondisi keluarganya, jerih payah ayahnya yang pantang menyerah dalam menghidupi keluarga, hingga terjadi sebuah insiden kecelakaan sekeluarga di Lubuk Linggau yang mengakibatkan cacat permanen di kepala beliau.

Namun, mas arif menuliskan di dalam buku ini bahwa sejak setelah peristiwa kecelakaan itu, beliau awalnya merasa beda dengan yang lain karena cacat permanen di kepalanya dan sering menjadi objek bullyan dari teman-temannya di sekolah. 

Kondisi ini justru tidak menjadikan beliau minder dan rendah diri, justru menjadi penyemangat untuk membuktikan bahwa beliau bisa berprestasi, dan benar saja, beliau menjadi lulusan terbaik di kampus waktu S1 dan saat ini mampu mendapatkan beasiswa LPDP di S2.

Di kisah nomor 13 ada artikel yang ditulis oleh mantan lurah LPDP UIN Malang; mas mahrus, beliau bercerita bahwa sebenarnya secara akademik tidak terlalu cerdas namun selalu aktif dalam organisasi. Sebenarnya beliau ingin sekali kuliyah ke luar negeri seperti Turki dan Lebanon, namun ketika mengajukan keinginan itu kepada orang tuanya, beliau berdua tidak merestuinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun