Mohon tunggu...
Suyut Utomo
Suyut Utomo Mohon Tunggu... Administrasi - Travel | Content creator | Video | Writing

Menceritakan apa yang dialamii lewat tuisan dan video

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bermalam di Puncak Guha

4 Maret 2015   00:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:12 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa bernama Puncak Guha memancing Dua pria ini saya hampiri setelah selesai mendirikan tenda, penasaran dengan apa yang mereka lakukan, salah satu dari mereka bercerita jika sedang memancing Lalay (sebutan hewan Kelelawar dalam bahasa Sunda). Masih dari keterangannya, bahwa tempat tenda saya berdiri terdapat gua yang pintunya menghadap laut lepas, tempat ribuan kelelawar bersemayam, dan hewan tersebut akan keluar saat malam menjelang. Kail serta senarnya diulurkan kira2 dimulut gua, dengan pemancing berdiri diatas tebing, yg dibawahnya sudah hamparan ombak laut. Benar saja tidak lama setelah magrib tiba, beberapa kelelawar berhasil menyangkut dikail, dengan sigap ditarik senarnya, sementara diatas sudah siap seseorang dengan pisau untuk menjagal hewan bertaring ini. Kejadian ini berulang-ulang sampai mereka merasa sudah cukup menyembelih puluhan ekor hewan ini, untuk dibawa pulang dan disantap bersama keluarga. Saya pun menebak kenapa tempat ini dinamakan pantai Puncak Guha, dan terdapat gambar kelewawar (menyerupai logo tokoh Batman) dipapan pintu masuk lokasi ini. Karena terdapat gua (guha), dan tempat ini berada diketinggian diatas laut (puncak).

Bishop siap bermalam disini Pagi Hari Angin pantai mengoyak tenda seolah untuk membangunkan, memang tenda yang saya dirikan hanya berjarak 5 meter dari tebing. Sudah tampak terang diluar sana, saya kira pertunjukan mentari terbit sudah terlewatkan. Ternyata setelah saya tanya mas Nova yang sudah sibuk dengan kameranya, mengatakan belum telat untuk menyaksikan munculnya matahari dari balik deretan bukit disana, dan sinarnya akan memantul diatas hamparan samudera. Sambil menunggu saya menyalakan kompor untuk segelas kopi.
give me coffee, tent and motorcycle Tidak lama kemudian menyusul muncul dari dalam tenda, mas Supri, Firli, Wahyu, om Jack dan Apriyadi. Ya, kami menghabiskan malam ditempat ini setelah pulang dari acara tahunan suatu forum penghobby perjalanan sepeda motor bernama Nusantaride. Acaranya sendiri berlokasi di Pangelangan, Bandung. Seusai acara saya menuju selatan Jawa, artinya pantai adalah tujuan selanjutnya. Kami secara tidak sengaja ketemu dan berkumpul di pantai Puncak Guha ini, karena setelah acara National Nusantaride Rally Pangelangan masih ada waktu sehari untuk mengabiskan waktu akhir pekan, secara tidak direncana pula kami kompak punya keinginan untuk bermalam minggu dipantai ini. Momen yang ditunggu tiba, dari kami sibuk dengan sendirinya, diantara mengarahkan lensa kameranya pada bergantinya warna langit seiring semakin tingginya sang mentari, atau sekedar berdiam khusuk mengamati proses awal hari dimulai. Sesudahnya kami segera berkemas, untuk kembali ke rumah masing-masing yang kebetulan dari kota yang berbeda. Kami merasa beruntung karena dua hari ini sangat cerah, setelah sebelumnya ketika berangkat ke Pengalengan, hujan sempat mengguyur selama perjalanan. Ini ketiga kalinya saya ke tempat ini, dan baru sekali ini berkesempatan untuk menghabiskan malam bersama taburan bintang dilangit dan obrolan teman-teman. Sambil mengenang kunjungan pertama ke lokasi ini dua tahun yang lalu. Terus terang saja, tempat ini mempunyai kesan dan kenangan tersendiri bagi saya.
sunrise Puncak Guha
pemadangan lain di pagi hari
berpose di jalur paling selatan Jawa sebelum berpisah kekota masing-masing Info Lokasi: Puncak Guha secara administratif berada  Desa Sinarjaya kecamatan Bungbulang, Kab. Garut, sekitar 5 kilometer kearah timur pantai Ranca Buaya. Tempat wisata ini belum dikelola secara serius, terbukti tidak ada tiket retribusi resminya, kadang cuma warga yang menarik uang karcis. Tidak ada fasilitas toilet, atau tempat makan/minum. Jika berkunjung hendaknya membawa tempat untuk sampah, karena memang tidak tersedia disini, sudah terlihat sampah berserakan ketika kami berada disini. Dan semoga tempat ini bisa tetap indah tanpa sampah dari pengunjungnya. *semua foto adalah dokumen pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun