2. Aubameyang kembali mendapatkan sentuhannya.
Aubameyang melakukan gerakan salto usai mencetak gol kedua Chelsea di menit 56. Striker anyar Chelsea itu tampak sumringah. Ini gol pertama Auba di ajang Liga Champions musim ini. Ya, Auba menemukan kembali sentuhannya setelah dalam dua laga sebelumnya tak memberi kontribusi.
Torehan satu gol ini amat berarti. Ya, lewat gol ini, Auba membuktikan dirinya pantas menjadi pilihan utama. Satu yang perlu dicatat bahwa peran Auba lebih difokuskan berada di posisi penyerang tengah.
3. Pembuktian kemampuan Reece James.
Reece James terpilih sebagai Man of The Match laga ini. Artinya pemain berusia 22 tahun itu menjadi pemain dengan penampilan terbaik.
Ya, memainkan peran sebagai bek sayap, James bermain sempurna, baik dalam bertahan maupun dalam transisi penyerangan.
Sebagai bek, James sukses meredam pergerakan Rafael Leao. Namun nilai plus bagi James adalah sumbangan satu assist untuk gol Aubameyang menit di 56 dan satu gol yang dicetaknya lewat tendangan voli dari sisi kiri gawang Milan lima menit kemudian. Performa gemilang James ini makin menguatkan posisinya sebagai salah bek kanan terbaik Inggris saat ini.
4. Momen kebangkitan kiper Kepa Arrazabalaga.
Dua musim belakangan merupakan masa-masa panceklik bagi Kepa Arrizabalaga. Dirinya hanya menjadi bayang-bayang dari Edouard Mendy sebagai kiper utama Chelsea. Penampilan yang tak konsisten di musim 2019/2020 membuat dirinya kehilangan tempat utama.
Namun cedera Mendy beberapa waktu lalu telah membuka jalan baginya untuk mendapatkan lagi posisinya. Dalam tiga kali penampilan, Kepa sukses menjalankan tugasnya. Termasuk kesuksesan membuat clean sheet dalam partai melawan Milan ini.
Dalam laga ini Kepa membuat sebuah penyelamatan penting ketika menggagalkan peluang Charles De Keteleare di akhir babak pertama. Potter sendiri sudah memberi sinyal untuk terus memainkan Kepa.