Mohon tunggu...
el lazuardi
el lazuardi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melly Goeslaw, Pandemi, dan Pendidikan Wanita

10 Maret 2021   07:41 Diperbarui: 10 Maret 2021   08:08 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari akun IG @melly_goeslaw

Bagi para pencinta musik tanah air pasti sudah akrab dengan nama Melly Goeslaw. Ya ,wanita kelahiran Bandung ini adalah penulis lagu,penata dan produser musik dan juga seorang vokalis.Karya-karyanya banyak bertebaran di sejumlah album dan soundtrack film.Baik yang dinyanyikannya sendiri maupun yang dilantunkan penyanyi lain.

Istri dari Anto Hoed ini mengusung genre pop,jazz,dan slowrock dalam sejumlah karyanya.Lagu bertema percintaan dan kegalauan menjadi andalannya.Para penggemarnya pasti sudah hafal dengan lagu-lagu dengan judul-judul seperti "Jika","Ada Apa Dengan Cinta" ,"Ketika Cinta Bertasbih" dan sebagainya.

Namun pada medio 2017 lalu Teh Melly,sapaan akrabnya membuat lagu spesial.Sebuah lagu dengan lirik yang memotivasi para wanita untuk memperjuangkan haknya mendapatkan pendidikan.Lagu berjudul "Memang Kenapa Bila Aku Perempuan ?".

Foto dari IG @gitagut
Foto dari IG @gitagut

Lagu ini merupakan soundtrack dari film "Kartini" yang menceritakan tentang emansipasi wanita.Dinyanyikan Melly Goeslaw sendiri dengan berduet dengan Gita Gutawa.

Sesuai tema film itu maka lagu ini berisi lirik-lirik yang mengajak wanita mendapatkan haknya untuk sejajar dengan kaum pria.Khususnya untuk mendapatkan pendidikan.Para wanita harus punya pendidikan setinggi mungkin sebagaimana pria karena mereka berhak mendapatkannya.

Kita patut mengapresiasi lagu ini.Karena lewat lagu ini,personil band Potret itu telah membangkitkan kesadaran pentingnya para wanita mendapatkan pendidikan sebagus mungkin.Karena dengan bekal pendidikanlah mereka para wanita akan dapat berperan lebih jauh untuk bisa memperbaiki kehidupan mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat pada umumnya.Sebab wanita tak hanya berkutat pada tugas-tugas domestik,tapi juga bisa berperan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Melly Goeslaw memprotes keras pandangan yang menomorduakan wanita dalam hal pendidikan. Sepasang lirik yang berbunyi "Memang kenapa bila aku perempuan? Aku tak mau jadi budak kebodohan" sudah secara tegas menjelaskan kegelisahannya akan fenomena itu.Lewat lagu ini Melly Goeslaw berusaha melepaskan para wanita dari stereotip yang memandang wanita dengan sebelah mata.

Meskipun sudah empat tahun berlalu, pesan yang dikandung lagu ini masih relevan dengan realita kehidupan sekarang.Apalagi di masa pandemi ini.Banyak wanita,khususnya para siswi tingkat SMP atau SMA yang terancam putus sekolah karena alasan ekonomi.

Resesi ekonomi yang berdampak pada penurunan pendapatan orangtua mereka serta pemberlakuan pembelajaran jarak jauh lewat virtual di masa pandemi yang perlu biaya besar untuk pembelian kuota internet memaksa mereka untuk tak meneruskan pendidikan.Seperti baru-baru ini beredar sebuah video tentang seorang siswi di Sumatra Barat yang memberitahu gurunya bahwa dia tak lagi meneruskan sekolah karena tak punya biaya untuk pembelian kuota internet.Untunglah gurunya berusaha peduli dan membujuk siswinya itu untuk kembali bersekolah.

Masalah-masalah seperti ini tentu jadi keprihatinan kita semua.Perlu dicari segera jalan keluarnya.Pemberian bantuan kuota internet dan pengurangan beban materi pelajaran bisa jadi solusi sementara.Selain itu juga bisa dipertimbangkan untuk segera membuka pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat tentunya.Semangat para siswa perlu terus dihidupkan agar generasi "budak kebodohan" seperti yang dikhawatirkan Teh Melly dalam lagunya itu tidak terjadi.

Pandemi dan resesi memang telah menyisakan banyak masalah bagi kita semua.Tak terkecuali bagi para wanita, khususnya yang masih berada di usia sekolah.Karena itu perlu ditingkatkan lagi kesadaran dan kerjasama diantara warga masyarakat dan pembuat kebijakan untuk memberikan solusi terbaik terhadap persoalan-persoalan yang terdapat di lapangan.Karena bagaimanapun juga pendidikan adalah hak bagi setiap anak bangsa baik pria maupun wanita.

Yogyakarta,10032021 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun