Sebuah bangunan kayu digunakan untuk ruang baca sekaligus bermain yang berada di dekat Taman Kasmaran di Kota Semarang, baru-baru ini menjadi buah bibir.Â
Bangunan bernama Microlibrary Warak Kayu itu terpilih sebagai Popular Choice Winner kategori arsitektur perpustakaan terbaik pada Architizer A+ Award 2020. Sebuah ajang tahunan diselenggarakan di New York yang diikuti lebih dari 100 negara dan dinilai lebih dari 400.000 pemilih.
Pihak penyelenggara pada situs resmi architizer.com memberikan judul "Is This the World's Most Beautiful Library?"
Jadi, Microlibrary Warak Kayu yang didesain oleh SHAU (Suryawinata Haizelman Architecture Urbanism) Indonesia itu dinilai bukan hanya memiliki tampilan cantik, namun juga bermanfaat dan berguna secara fungsi bangunan.Â
Direktur dan Founder SHAU Indonesia, Daliana Suryawinata mengatakan, Microlibrary Warak Kayu adalah perpustakaan pertama di Semarang yang 100 persen terbuat dari bahan kayu bersertifikat SVLK dan 98 persen FSC yang diprefabrikasi oleh PT Kayu Lapis Indonesia.
Prinsip desainnya tropis, passive energy dan multi-programmatic. Desain facade Warak Kayu mengikuti bentuk wajik yang terinspirasi dari system konstruksi Zollinger dari Jerman dan juga menyerupai sisik kulit Warak (hewan mitologi khas Semarang).
"Konsep facade berupa screen layering, di mana ada elemen yang memfilter cahaya matahari langsung agar panasnya tidak masuk, namun interiornya tetap terang walaupun tanpa lampu di siang hari. Penghawaan silang yang penting untuk mendinginkan interior bangunan tanpa AC. Terdapat juga secondary layer untuk menghalangi hujan masuk," jelas Daliana.
Nah, bagi yang penasaran dengan lokasi ikon baru di ibu kota Jawa Tengah itu mudah sekali menemukannya. Lantaran letaknya strategis. Masih ingat dengan kampung kumuh yang disulap jadi Kampung Pelangi pada medio 2017 lalu?Â