Mohon tunggu...
Birgitta Wastu
Birgitta Wastu Mohon Tunggu... Guru - Do good. And good will come to you.

Be kind, be fair, be honest, be true, and all of these things will come back to you.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Menurut Taksonomi Bloom

22 Oktober 2021   23:35 Diperbarui: 22 Oktober 2021   23:38 5078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Benjamin Samuel Bloom merupakan seorang tokoh psikolog Pendidikan dari Amerika Serikat yang melakukan penelitian dan pengembangan kemampuan berfikir dalam proses pembelajaran, yang lahir di Lansford, Pennsylvania pada tanggal 21 Februari 1913. Kontribusi utama yang diberikan oleh Bloom adalah Menyusun Taksonomi Tujuan Pendidikan dan pembuatan teori belajar tuntas.

Pengertian Taksonomi Bloom itu sendiri berasal dari dua kata dalam Bahasa Yunani, yaitu Tassein yang berarti mengklasifikasi, dan Nomos berarti aturan. Jadi Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokkan benda menurut aturan atau ciri- ciri tertentu. Jadi yang dimaksud Taksonomi Bloom itu sendiri adalah struktur hierarki yang mengidentifikasikan skill mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi, yang digunakan untuk mengkategorikan tujuan pembelajaran ke dalam berbagai tingkat kompleksitas (Bloomm 1956).

Taksonomi dalam bidang Pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan instruksional, atau yang sering kita kenal yaitu tujuan pembelajaran, tujuan penampilan yang digolongkan kedalam tiga ranah atau domain, yaitu

  • Ranah Kognitif, berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada intelektualitas atau pada kemampuan berpikir, kemampuan menyatakan kembali konsep yang telah dipelajari, serta kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptual dan penalaran yang mencakup kegiatan mental atau otak.
  • Menurut Bloom segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan dari jenjang terendah sampai tertinggi, dan dilambangkan dengan C (Cognitive) meliputi; Knowledge (Pengetahuan) C1, Comprehension (Pemahaman)  C2, Application (Penerapan) C3, Anaysis (Analisa) C4, Synthesis (Sintesis) C5, Evaluation (Evaluasi) C6.
  • Ranah Afektif, menekankan pada perasaan atau emosi, dan domain ini berfokus pada cara kita menangani segala hal yang berkaitan dengan emosi seperti perasaan, apresiasi, nilai, antusiasme, motivasi dan sikap (Clark, 2015). Ranah ini terbagi menjadi 5 kategori mulai dari perilaku yang sederhana, hingga yang paling kompleks, yaitu: Renerimaan (A1), Respon (A2), Nilai (A3), Organisasi (A4), Karakter (A5).
  • Ranah Psikomotor, merupakan ranah terakhir dari Taksonomi Bloom yang berfokus pada Gerakan fisik, koordinasi dan segala sesuatu yang berhungan dengan keterampilan motorik.

 Dari 3 Taksonomi ini, tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi maka harus memenuhi level yang rendah terlebih dahulu. Begitupula Teori Pendidikan Bloom Taksonomi ini berbeda dengan teori-teori Pendidikan lainnya, teori Bloom dalam pengaplikasiannya di dalam kelas tidak harus melakukan domainnya dalam 1 kali pertemuan, tapi dapat dilihat dari tahap perkembangan peserta didik, yaitu dengan melihat pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Lalu kapankah para peserta didik dapat melaksanakan teori Bloom ini?, peserta didik dapat melaksanakan teori ini dengan menyesuaikan desain pembelajaran, waktu serta dengan kalender pendidikan yang sudah ditentukan oleh unit sekolah.

Apakah kelebihan dan kekurangan pada Teori Taksonomi Bloom ini?

Teori Taksonomi Bloom mempunyai kelebihan yaitu Pendidikan yang lebih focus pada kemampuan dari pada konten atau hafalan materi, dengan taksonomi Bloom ini juga dapat membuat para pengajar mengendalikan dan menyesuaikan tujuan, aktivitas dan proses dalam belajar, serta dapat mengevaluasikan dengan mudah. Taksonomi Bloom dapat mengembangkan pemikiran kritis dan kemampuan kognitif anak menjadi level tingkat tinggi.

Adapun kekurangan dalam teori taksonomi Bloom yaitu dengan adanya tingkatan perbedaan LOT dan HOT, maka para pengajar cenderung mengabaikan proses berpikir tingkat rendah dan memacu peserta didik untuk mengejar level tingkat atas. Lalu teori ini juga tidak konsistensi dan bersifat hirarki taksonomi.

Teori Taksonomi Bloom ini juga menerima kritikan tentang piramida bloom, bawasannya semua kegiatan tidak harus melewati semua tahap secara berurutan, tahap pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja, dan tergantung dari kreasi tiap orang. Namun tidak hanya tentang piramida bloom saja yang menerima kritikan, tapi banyak juga yang mengkritik 3 tahapan atas level yang tertinggi yang sebenarnya juga bersifat setara dengan tahapan level yang lain.

Setalah berjalannya waktu, salah satu murid dari Bapak Benjamin Bloom yaitu Lorin Anderson, serta para psikologi aliran kognitivisme melakukan revisi Taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan jaman. Pada tahun 2001, Revisi Taksonomi Bloom ini baru di publikasikan dan hanya berfokus pada ranah kognitif saja. Adapun perubahan -- perubahan pada Taksonomi Bloom (lama) ke Revisi Taksonomi Bloom adalah

  • Revisi Taksonomi Bloom lebih berpusat pada aplikasi yaitu penyusunan kurikulum, institusi pengajaran dan assessment.
  • Adanya perubahan pada Terminologi antara lain;
  • Perubahan setiap kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja.
  • Urutan level pada taksonomi lama dan baru masih sama, yaitu pembelajaran dari level terendah hingga level tertinggi.
  • Dan perubahan itu mendasar dan terletak pada Syntesis (C5) yang berubah kata dasarnya menjadi menciptakan , dan Evaluati (C6) berubah menjadi mengevaluasi atau menilai.

Dari Revisi Taksonomi Bloom, kita bisa dapat menemukan manfaat teori ini di dalam dunia Pendidikan yaitu dapat mengembangkan bentuk tes atau evaluasi bagi peserta didik, lalu dapat membuat rencana pembelajaran ataupun kegiatan pembelajaran dengan lebih baik lagi serta dapat lebih mengembangkan metode pembelajarannya. Sehingga Peserta didik pun dapat mengembangkan pengetahuan intelektualnya dengan optimal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun