Sungguh menakjubkan melihat bahwa ada beberapa orang yang berpikir bahwa semua pengetahuan ilmiah ditemukan sebelum kedatangan Quran. Padahal Qur'an diturunkan jauh sebelum adanya teknologi.
Bahkan demi argumen jika saya setuju dengan mereka, izinkan saya mengklarifikasi bahwa Quran tidak datang untuk membangun sains dan teknologi.Â
Tidak ada yang mencoba memantapkan dirinya dalam terang ilmu pengetahuan, karena itu tidak perlu begitu. Ilmu pengetahuan tidak akan pernah mencapai tingkat itu sehingga akan melampaui pengetahuan dalam Quran atau pengetahuan dari Yang Mahakuasa.
 Apa pun pengetahuan yang bisa diperoleh manusia hanya dengan izin dan kehendak Tuhan, namun terkadang manusia sombong atas pencapaiannya, merasa bahwa apa yang telah ia hasilkan adalah hasil usahanya sendiri.
Saya perlu memperjelas bahwa Quran diturunkan itu tidak lain adalah sebagai kata-kata Pencipta yang nyata untuk dijadikan sebagai panduan lengkap bagi umat manusia tentang bagaimana menjalani kehidupan ini di bumi ini.Â
Sambil melakukan itu, Tuhan meminta kepada kita untuk merenungkan ciptaan-Nya yang ada di sekitar kita dan juga memberikan gambaran tentang dunia yang tak terlihat.Â
Siapa lagi yang bisa menjelaskan penciptaan daripada yang menciptakannya?Â
Jadi jika sains bekerja berdasarkan asumsi dan probabilitas maka Quran hanyalah diktum. Ilmu bisa salah dan goyah tetapi Allah, Yang Mahakuasa tidak akan pernah. Kesempurnaannya tanpa kesalahan. Itulah Allah, Pencipta Kita - Yang Paling Sempurna diatas segala kesempurnaan.
Sekarang Allah mengungkapkan semua ini kepada seorang pria yang Dia pilih sebagai utusan dan nabi terakhir ke bumi.Â
Jadi apa pun yang diungkapkan oleh nabi adalah apa yang Tuhan ucapkan. Dia tidak diberi izin untuk mengatakan sesuatu tentang Deen (agama / kepercayaan) karena keinginannya sendiri.Â
Banyak yang berpendapat bahwa Islam hanyalah sebuah agama seperti yang lain tetapi kemudian pada kenyataannya islam tidak seperti itu. Islam adalah cara hidup yang mengatur setiap aspek kehidupan seorang manusia di muka bumi; baik itu aspek pribadi atau sosial atau politik atau ekonomi kita masing-masing.Â