Mohon tunggu...
Bintang Nadila Firdaus
Bintang Nadila Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN K.H. Abdurrahman Wahid

selalu ceria

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengaruh Minuman Keras pada Kesehatan Akal dan Moral

29 November 2022   22:32 Diperbarui: 29 November 2022   22:36 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagi, lagi dan lagi minuman keras seringkali menjadi permasalahan yang cukup serius dikalangan anak muda zaman sekarang. Tak luput dari itu banyak kasus kriminal yang terjadi di sekitar masyarakat, karena efek minuman keras. Hal itu terjadi karena dimana pelaku minuman keras akan terdorong melakukan hal-hal tidak terpuji, ketika akal pikirannya sudah dipengaruhi oleh efek minuman keras.

Minuman keras atau biasa yang dikenal miras merupakan minuman yang mengandung senyawa alkohol, etanol, dan metanol. Kandungan minuman beralkohol yang sering dikonsumsi oleh anak muda dibuat dari proses campuran fermentasi dari madu, gula, atau ubi ubian, sedangkan kandungan metanol yang sering dikonsumsi oleh anak muda biasanya minuman akan dicampurkan dengan tiner (penghampus cat) atau minuman akan dicampurkan dengan alkohol 70% (pembersih luka).

"Metanol bila dicerna tubuh akan menjadi formaldehyde atau formalin yang beracun, berbahaya bagi kesehatan. Reaksinya dapat merusak jaringan saraf pusat, otak, pencernaan, hingga kasus kebutaan", terang dr. Eka Viora.

Jika seseorang terlalu sering mengonsumsi minuman keras, dampaknya akan mempengaruhi kerja otak menjadi tidak berfungsi, dimana ada bagian-bagian saraf otak akan terganggu karena efek dari alhokol pada minuman keras. Dampaknya kemampuan dalam berfikir pada otak akan terganggu juga. Dalam hal ini minuman keras akan menurunkan tingkat kesadaran pada seseorang yang meminumnya. Tidak hanya dari itu, jika seseorang mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan terganggunya sistem metabolisme pada tubuh, terganggunya sistem reproduksi, menyebabkan tekanan darah tinggi dan lain-lain.

Pada tahun 2020, World Health Organization (WHO) setidaknya meneliti 38% penduduk warga dunia yang berusia 15 tahun keatas yang telah diidentifikasi mengonsumsi minuman keras dalam kurung waktu selama 12 bulan terakhir. Angka konsumsi per kapita di seluruh dunia mencapai total kurang lebih 6,2 liter dan diprediksi akan terus meningkat.

Mengapa banyak anak muda setiap ada masalah, larinya minum-minuman keras? Beberapa peneliti berpendapat, bahwa banyaknya angka yang mengonsumsi minuman keras pada kalangan anak muda, karena faktor lingkungan. Faktor lingkungan biasanya melingkup teman sebaya, keluarga, atau media online. Biasanya miras pada kalangan anak muda menunjukan eksistensi jati diri, kalau anak muda itu harus mabuk atau meminum-minuman yang beralkohol agar terlihat keren. Melainkan adalah kesalahan besar bagi anak muda zaman sekarang yang harus cepat diatasi.

Sudah jelas bahwasanya miras itu bukan tempat ajang untuk menunjukan eksistensi jati diri. Melainkan banyak cara lain yaitu melakukan kegiatan hal yang positif. Sebaiknya anak muda zaman sekarang harus diberi edukasi terkait bahayanya minuman keras bila sering dikonsumsi, itu tidak bagus untuk kesehatan badan dan moral untuk anak muda. Karena pada dasarnya anak muda zaman sekarang adalah masa depan bangsa yang harus dijaga moral dan perilakunya.

Ada cara lain untuk menangani seseorang bila kecanduan minuman keras, tak lain adalah cara terbaik yaitu niat untuk benar-benar ingin menjauhi minuman keras dalam kondisi apapun itu. Pintar dalam memilah lingkungan yang baik, karena itu salah satu cara dimana seseorang bisa menjauhi minuman beralkohol. Sama saja jika seorang memilah lingkungan yang kurang baik, itu akan memperburuk seseorang mempunyai kepribadian yang buruk.

Terapkan pola hidup sehat pada seseorang jika memang ingin menjauhi minuman yang beralkohol. Carilah segala aktivitas yang bisa mengalihkan keinginan seseorang bila ingin mengonsumsi minuman beralkohol, seperti melakukan hobi yang disukai, sering berolahraga pagi atau sore, ikut dalam kegiatan sosial di masyarakat ataupun di kampus, dan yang terakhir adalah sering kumpul bersama keluarga.

Jika langkah-langkah tersebut seseorang belum bisa menjauhi minuman beralkohol, tak lain adalah menjalani psikoterapi dan konseling sesuai  bidangnya. Seseorang yang sudah dikatakan kecanduan berat minuman yang beralkohol akan berisiko tinggi mengalami berbagai gangguan mental atau moral. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyarankan seseorang untuk menjalani program rehabilitasi atau membeli obat-obatan tertentu seperti disulfiram. 

Obat tersebut bisa menekan keinginan seseorang untuk mengonsumsi minuman beralkohol. Tak hanya itu ada beberapa obat khusus untuk menghilangkan keinginan yang berlebihan minuman beralkohol, yaitu obat naltrexone atau acamprosate, obat tersebut mudah dicari bisa melalui apotek terdekat atau rumah sakit terdekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun