Mohon tunggu...
Bintang AdityaSaputra
Bintang AdityaSaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profil penugasan

Mahasiswa Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Paradigma Qur'ani dalam Perkembangan IPTEKS

21 September 2021   22:17 Diperbarui: 24 September 2021   06:03 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Halo sobat net! Mari belajar bersama yuk!Islam sendiri adalah agama yang ajarannya mengandung syariat dari Allah SWT, yang diberikan kepada seluruh umat manusia agar umat manusia mau dan senantiasa dalam melaksanakan ibadah kepada-Nya. Yang mana dalam menjalankan syariat-Nya, membutuhkan pengalaman, pengembangan, dan pendidikan agar kita sebagai umat manusia mampu meraih amahah tersebut. 

Term Kata Ilmu dalam al-Qur`an Sekali lagi, al-Qur`an bukanlah buku, tetapi isyarat-isyarat tentang ilmu banyak termaktub dalam ayat-ayat suci al-Qur`an, baik mengenai istilah yang menunjuk kata ilmu, objek-objek yang menjadi kajian ilmu, bagaimana cara memperoleh ilmu, atau bagaimana pemanfaatan dan pengembangan ilmu. Apalagi kalau kita lihat definisi al-Qur`an yang dikemukakan Muhammad Abduh di atas, bahwa al-Qur`an ajarannya mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan. 

Pandangan al-Qur`an tentang Ilmu Pengetahuan Dalam al-Qur`an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia dipandang lebih unggul ketimbang makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahannya. Ini tercermin dari kisah kejadian manusia pertama yang dijelaskan al-Qur`an pada surat al-Baqarah, 31-32: “Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”. Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Yang dimaksud dengan nama-nama pada ayat di atas adalah sifat, ciri dan hukum sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam raya.9 Manusia menurut al-Qur`an, memiliki potensi untuk menyiduk ilmu dan mengembangkannya dengan seizin Allah. Karena itu, bertebaran ayat yang memerintahkan manusia menempuh berbagai cara untuk mewujudkan hal tersebut. Berkali-kali pula al-Qur`an menunjukkan betapa tinggi kedudukan orang yang berpengetahuan.

Ayat yang dijelaskan dalam Q.S. al-Ahzab ayat 72 yang memiliki arti: "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu dzalim dan sangat bodoh." (Al-Ahzab: 72).

Al-Quran sendiri dikenal sebagai hudan li al-nas (Q.S. al-Baqarah: 185) yaitu kitab suci yang diturunkan dengan maksud agar kita umat manusia bisa bebas dari kegelapan dan dapat menuju ke arah yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan terang benderang seperti saat ini, ya. Al-Quran diturunkan pula untuk memberi kebenaran dan mejadi penyempurna bagi kitab-kitab terdahulu, contohnya yaitu seperti kitab zabur.

Objek Ilmu Pengetahuan dalam Pandangan al-Qur`an
Pada pandangan Al-Qur`an, objek ilmu ialah segala ciptaan Allah,
sekaligus ayat-ayatNya. Ciptaan Allah ini mencakup alam materi dan non-materi. Maka dari itu, objek ilmu meliputi yang materi dan non materi, fenomena dan non-fenomena, bahkan adapun wujud yang jangankan dilihat, diketahui oleh manusia pun tidak.

Adapun Al-Qur`an memberikan berbagai macam nama kepada alam yang menjadi objek kajian ilmu, contohnya adalah: (1)`alamin, yang berarti alam semesta. Bentuk ini diungkapkan sebanyak 73 kali yang tersebar di berbagai ayat, antara lain pada (QS, 1: 2), (QS, 2: 47, 122, 131, 251), (QS, 3: 33, 42, 92, 97, 108), (QS, 5: 20, 27, 115), (QS, 6: 45, 71, 86, 90, 162), dan seterusnya;12 (2) As Samawat wa Al Ardl, yang artinya langit dan bumi. Bentuk as samawat diungkapkan sebanyak 99 kali, sedangkan bentuk al ardl diungkapkan sebanyak 450 kali (al Baqi, 1980 : 236); (3) Kull syai`in, yang artinya segala sesuatu, diungkapkan sebanyak 202 kali yang tersebar di berbagai ayat, antara lain dalam QS, 2: 20, 29, 106, 109, 113, 148, 155, 178, 231, 255, dan seterusnya (al Baqi, 1980: 244); (4) Makhluq (kholq), yang artunya yang diciptakan, atau ciptaan, antara lain dalam (QS, 23:14), (QS, 37: 125). Sedangkan mengenai adanya alam non materi sebagaimana ditegaskan dalam QS. al Haaqah ayat 38-39: “Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat.”

yang kamu lihat.  Dan dengan apa yang tidak kamu lihat.” Dengan demikian, objek kajian ilmu menurut pandangan al-Qur`an luas sekali, tidak sempit seperti pandangan sains modern yang cenderung berkutat pada alam materi yang bisa diuji oleh panca indra manusia. Objek ilmu menurut mereka hanya mencakup sains kealaman dan terapannya yang dapat berkembang secara kualitatif dan penggandaan, variasi terbatas, dan pengalihan antarbudaya. Inilah yang membedakan pandangan antara sains modern dan al-Qur`an mengenai objek ilmu.  

Paradigma Relasi Agama dan IPTEK

Agama islam disebut matalili'alamin, yang memiliki arti yaitu agama yang membawa rasa kedamaian dan keselamatan untuk kita salah satunya sebagai makhluk Allah SWT di dunia ini. Agama islam juga disebut sebagai agama samawi. Karena, Allah SWT menurunkan agama islam sebagai agama terakhir dengan pasangannya yaitu kitab suci Al-Quran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun