Membangun kesehatan, dalam hal ini meningkatkan derajat kesehatan masyarakat bukanlah tanggung jawab sepenuhnya dilimpahkan kepada instansi kesehatan saja, puskesmas atau rumah sakit, tapi tanggung jawab bersama secara kolektif semua elemen bangsa.Â
Baik yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak, karena kesehatan memiliki relasi dan dampak besar pada semua sektor, seperti ekonomi, pendidikan, sosial dan sebagainya, karena semua hal tidak akan berjalan jika pelaku atau lakon (manusia) tidak fit atausehat.
Masalah kesehatan di negeri ini begitu kompleks, baik dari sistem penerapannya maupun dari pola hidup masyarakat itu sendiri, namun memang unsur gaya hidup masyarakat inilah yang sangat serius disoroti, karena akan menjadi percuma jika pemerintah, instansi kesehatan menjalankan sistem dan program kesehatan yang profesional dan bermutu tanpa di imbangi respon dari masyarakat itu sendiri sebagai pelaku dan obyek untuk berprilaku hidup bersih dan sehat, yaitu melalui paradigma sehat.
Tentu dalam menyikapi dan merespon permasalahan kesehatan harus keterlibatan semua pihak, semua elemen dan unsur terkait untuk bergandengan tangan, memperbaiki sistem dan merubah pola hidup sehat dimasyarakat, sehingga apa yang dicita-citakan bangsa dapat terwujud.
Baca Juga:Â Tekan Angka Kematian Ibu (AKI), Puskesmas Wanasari Gelar Lokakarya
Lokakarya Mini Lintas sektor puskesmas Sapala adalah salah satu ruang membangun komitmen, menyatukan misi ditingkatan pemanku kepentingan, camat sebagai pemerintah kecamatan, kepala desa sebagai representasi masyarakat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan puskesmas Sapala sebagai instasi kesehatan untuk sama-sama bersinergi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Lokakarya mini lintas puskesmas Sapala awal tahun ini sebagai forum untuk mengevaluasi program puskesmas Sapala tahun 2018, permasalahan atau kendala yang dihadapi, capaian program yang mengacu pada standar dinas kesehatan Hulu Sungai Utara, dan rencana program tahun 2019, dan hal ini di sampaikan secara gamblang oleh Nely Ruaida selaku kepala puskesmas Sapala dihadapan lintas sektor.
Dari laporan tahunan, yang dijabarkan oleh kepala puskesmas Sapala dalam bentuk slide power point, ada beberapa program yang tidak mencapai target, salah satunya capaian ASI Eksklusif di bawah standar dengan 4,26 % dari target 40 %.Â
Selain itu dari 10 (sepuluh) penyakit yang paling banyak diderita berdasarkan  data kunjungan atau berobat masyarakat Sapala, hipertensi yang mendapat ranking 1 (satu) dengan 8392 penderita, yang ke 2 (dua) ISPA dengan 7023 penderita selama tahun 2018.