Manfaat Aren

Salah satu program andalan KLHK adalah Perhutanan Sosial. Program ini bertujuan mengentaskan kemiskinan masyarakat di sekitar pinggiran kawasan hutan sekaligus untuk mendukung keseimbangan lingkungan hidup. Era pemerintahan Presiden Jokowi, program ini dipacu dengan  mencadangkan 12,7 juta hektare lahan yang siap dibagikan secara bertahap kepada masyarakat di sekitar pinggiran kawasan hutan. 

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan sampai Oktober 2019 realisasi Perhutanan Sosial baru mencapai 3.421.548,55 hektare mencakup 758.353 kepala keluarga. 

Salah satu  jenis pohon yang kurang diminati untuk ditanam dalam Program Perhutanan Sosial yaitu Pohon Aren ( Arenga pinnata Merr). Tanaman ini  sebenarnya memberikan keuntungan ekonomi yang besar kepada masyarakat dan juga memiliki manfaat  ekologi yang baik. Selain itu umur  produksinya  relatif pendek 8-10 tahun. 

Pohon Aren sebagai sumber pendapatan karena semua bagian pohon dapat dijual  untuk berbagai keperluan seperti daun, batang, ijuk, akar, buah, nira dan pati/tepung. Nira sebagai minuman tradisional di beberapa daerah, dapat diproses menjadi gula aren, bahkan melalui penyulingan menghasilkan ethanol. Pohon aren yang  tidak produktif lagi menghasilkan nira, batangnya dapat diekstrak menghasilkan  tepung (pati) untuk bahan makanan. Manfaat ekologinya  menahan erosi dan perakarannya memiliki kemampuan mengikat air sehingga pohon aren bisa ditanam di daerah yang relatif kering dan tidak memerlukan perawatan intensif. 

Penulis Pemerhati Kehutanan 

Ir. Binsar Sitanggang, MM. 

HP: 081284123453