Mohon tunggu...
Bing Sunyata
Bing Sunyata Mohon Tunggu... Teknisi - Male

Pekerja di sebuah industri percetakan kertas (packaging) Tanggal lahir yang tertera disini beda dengan yang di KTP, begitu juga dengan agama. :) Yang benar yang tertera disni. Mengapa KTP tidak dirubah ? Satu aja ..., malas kalau dipingpong.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Memilih untuk Masa Depan

25 November 2016   00:33 Diperbarui: 25 November 2016   01:20 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila dikatakan "memilih untuk masa depan", itu tidak selalu berhubungan dengan masalah pemilihan gubernur, presiden, lurah, memilih istri/suami. Memilih mobil yang cocok bisa juga berhubungan dengan masalah masa depan. Bisa dibayangin ... 'nggak, 'ngangkut telur 8 kwintal pakai mobil sedan ? :D Atau 50 orang di bak belakang sebuah truk ?

Disitu, pilihan yang ada berorientasi pada masalah penggunaan. Akan digunakan untuk apa ? Pertanyaan sepele. Tetapi ketika jawaban yang diberikan salah, akan timbul istilah "tidak tepat guna" dan "penyalah gunaan". Kendalanya ... Kita sering sekali mengetahui bahwa sebuah jawaban salah, saat kita telah melakukan suatu kesalahan. Itu ada hubungannya dengan kegemaran "bermain" dengan menggunakan metoda trial and error. Itu wajar saja ... pada jaman dahulu, ketika banyak faktor yang seharusnya turut diperhitungkan dalam sebuah perumusan/perhitungan ... belum diketahui. 

Menjadi suatu kendala tersendiri ... ketika kita tiba pada era dimana beberapa dari faktor itu telah diketahui, masih dijumpai ada keengganan dari beberapa pihak untuk mengikutkan faktor-faktor itu dalam perumusan/perhitungan yang ada. Itu bukan semata mengenai tehnologi pada mobil saja, banyak hal lainnya begitu juga. Seperti masalah limbah produksi, masalah resapan air tanah dan sebagainya. Pendek kata, mengada pada banyak bidang.

Karena "induk masalahnya' berkaitan dengan masalah pemikiran, hal-hal di atas tidak akan saya rinci satu persatu disini. Bisa jadi satu buku tebal tersendiri, nantinya. :D Biarlah itu menjadi peer bagi kita semua. Namun ... berkaitan dengan masalah konversi energi, saya mempunyai sedikit uneg-uneg mengenainya ... 

Pengetahuan yang ada saat ini membawa pikiran saya berada pada titik tengah pertigaan jalan ala "Y". Kalau saya terlampau mementingkan masalah kelestarian lingkungan, maka saya akan mungkin mengambil jalan yang mengarah ke "bawah". Pada masalah transportasi, itu akan menjadikan kuda, sapi akan menjadi suatu trend lagi, bila masalah itu dilihat secara sepintas. Namun bila kita bawa juga faktor jumlah manusia dan juga faktor sistim ekonomi yang ada saat ini ke dalam pemikiran, maka alih-alih ingin melestarikan lingkungan yang terjadi bisa hal yang terjadi malah bisa sebaliknya ... malah tidak karu-karuan. Bahkan dapat mengundang konflik tersendiri bagi banyak pihak. Bayangkan ... 'nggak ada lagi tukang parkir kendaraan. Berebut seikat rumput untuk makanan si kuda atau sapi, dan masih banyak hal lainnya. 

Hal tersebut membuat "langkah mundur" tidak disarankan. Kita harus melangkah maju. Tetapi saat melangkah maju, kita dihadapkan pada jalan yang bercabang di depan kita. Harus pilih yang mana ? Ini berhubungan dengan masalah tehnologi, dan didalamnya juga termasuk masalah konversi energi. Kita perlu memikirkan ini secara mendalam, karena pada masa yang akan datang ... bisa saja kita akan menemui persimpangan jalan lagi. Dimana dimungkinkan seperti kasus di atas, kita tidak bisa lagi "melangkah mundur". Harus maju terus. Yang mana bila pilihan yang kita ambil salah, itu semua akan menyebabkan pada suatu saat kita akan tiba pada "bibir jurang kemusnahan".

Bicara mengenai "kemusnahan" itu, kita perlu memikirkan apa-apa saja gerangan yang dapat menyebabkannya. Termasuk diantaranya, adalah manusia gagal untuk dapat beradaptasi pada lingkungan yang ada pada planet lain.  Ini bukan mengigau. :D Ini visi. Dimana tidak dapat kita abaikan, masalah transportasi itu akan sangat berperan penting dalam hidup keseharian seorang manusia. Bukan hanya sebatas antar bangunan atau antar kota, tetapi juga antar planet. 

Bicara mengenai planet lain ... Apakah kita telah menemui sebuah planet yang "mirip" dengan bumi ? Yang kaya akan tumbuhan dan hewan (dimana itu memungkinkan keberadaan beberapa mineral alam yang terjadi karenanya, minyak bumi, batu bara misalnya). Sebaliknya, yang sering didapati dari berbagai hasil pengamatan adalah planet-planet yang "kering" layaknya planet Mars ataupun bulan.  Beberapa dari planet dan bulan itu didapati   adanya kemungkinan mengandung senyawa mirip air atau juga senyawa-senyawa lain yang "kaya" akan Hidrogen. 

Disitu kita baru bicara mengenai pilihan yang ada. Apakah kita masih akan terus mengembangkan tehnologi konversi energi dari sumber daya alam yang berasal dari fosil atau mengembangkan tehnologi berbasis Hidrogen ?Kemungkinan lain juga ada terkait dengan penggunaan Uranium. Tetapi apakah kita akan dengan mudah menemukannya juga pada planet lain, menjadi suatu pertanyaan besar ... yang tentunya menjadi kendala tersendiri mengenai pengembangan dari tehnologi tersebut. Walau kiranya penelitian mengenai hal tu masih tetap dapat dilanjutkan. Siapa tahu (just ini case). :)

Ketika kita telah memilih visi yang ada, maka kita tinggal mengurutkannya mundur ... hingga tiba pada posisi dimana kita berada sekarang. 'Milih jalan yang mana, yang akan membawa kita kesana ?

Peeeace 4 all

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun