Mohon tunggu...
Bing Sunyata
Bing Sunyata Mohon Tunggu... Teknisi - Male

Pekerja di sebuah industri percetakan kertas (packaging) Tanggal lahir yang tertera disini beda dengan yang di KTP, begitu juga dengan agama. :) Yang benar yang tertera disni. Mengapa KTP tidak dirubah ? Satu aja ..., malas kalau dipingpong.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pemaksimalan Penggunaan Lahan (3)

15 Februari 2020   21:51 Diperbarui: 15 Februari 2020   22:23 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih pada tematik yang sama ...
Uhmmm ... jadinya kayak bikinin skripsi, tapi punya orang lain ..., dengan imbalan ... amal ...
Whateverlah ..., seperti orang bijak bilang ..., "Dijalanin aja".

...
Ada berita ... rame perkara jalan raya (sebelahnya) ...
B'rulang ditata ... s'perti tidak punya rencana (kedepannya) ...

Lanjutin sendiri ..., ketimbang saya nanti kena jitak ...

Bicara mengenai trotoar, yang mana mempunyai peran penting dalam bidang transportasi, kita (secara idealnya) juga tidak boleh melupakan bahwa itu nantinya juga akan membutuhkan ruang tertentu, yang seyogyanya secara alamiah itu ditempati oleh berbagai mahluk hidup lain dalam peranannya dalam menunjang ekosistem yang ada disitu (secara sempit) dan bumi (secara luasnya).

Belum lagi kalau kita mengingat akan adanya pertambahan jumlah penduduk, yang mana selain butuh makan (berarti butuh ruang khusus pula yang diperuntukkan bagi proses penyediaannya), juga butuh ruang hidup (untuk bekerja, belajar dan segala tetek bengek aktivitas lainnya).

Hal itu telah dicoba disiasati dengan metoda pembangunan secara vertikal, dengan keberadaan mall-mall bertingkat, apartemen, rusun, dan semacamnya. Berikut pula mengenai pembuatan bozem, sumur resapan, pada wilayah yang memiliki kriteria khusus yang berbeda dengan wilayah lainnya.
Dimana metoda serupa sebetulnya bsa diterapkan pula untuk trotoar. Kali ini saya akan mengemukakan sebuah konsep terapan saja, lain waktu mungkin akan saya tambahkan beberapa konsep lain mengenainya.

Kita bicara mengenai halte, yang biasa diperuntukkan bagi tempat menunggu bagi yang lagi jomblo, eh ... bukan sih (walau di gambar kliatannya kayak 'gitu yah ?), ... bagi yang ingin naik MPU atau bis kota, maksudnya.
Namun sebagaimana diketahui, penempatannya sering ditumpangkan begitu saja pada trotoar yang ada. Sebetulnya itu tidak menjadi suatu masalah besar, bilamana di trotoar itu tidak didapati lalu lalang orang berjalan dengan intensitas yang ramai.
Tapi akan menjadi suatu hal yang berbeda, bila kenyatannnya adalah sebaliknya. Belum lagi kalau daerah itu, rawan dengan copet segala macam.

Oleh karena itu saya tawarkan sebuah konsep, gambarnya dibawah ini ...

dok. pribadi
dok. pribadi
Orang bisa dengan mudah lalu lalang diatas halte yang bersangkutan. Sedangkan pada ruang yang "tersisa", pada satu sisi bisa ditempati untuk warung kopi, atau toko pracangan kecil-kecilan untuk jualan air minum dan sebangsanya (atau bahkan jualan tiket bis, bila memakai sistim itu, karena ini bisa diberlakukan di banyak negara), sedangkan pada sisi sebelahnya lagi, mungkin bisa dipakai sebagai tempat parkir sepeda motor dari si penjaga warung.

Dan tidak terbatas itu saja penggunaan ruang tersebut. Bisa digunakan untuk posnya Polantas, pihak pemeriksa angkutan umum, dan masih banyak lainnya. Yang tidak bisa cuma satu, karena tidak diperkenankan. Yaitu untuk tempat gendakan ...

Pada bagian atasnya pun, kemudian masih bisa diperindah lagi dengan penempatan tanaman-tanaman hias, yang kiranya akan dapat menyumbang peranan dalam menyukseskan kota itu untuk mencapai standar "green" dan "eco friendly".
Dan tentunya pada beberapa wilayah yang terkadang bisa tergenang sampai 2 meter atau lebih, itu berguna juga untuk tempat penyelamatan diri/evakuasi dadakan. Ini saya tidak bermaksud 'nyidir siapa-siapa lho ya ... emoticon-Big Grin

Singkat saja, apa yang saya tampilkan hanyalah konsep dasar saja. Mengenai acuan pembangunan, disebabkan karena itu adalah area publik, maka perencanaan berbasis keselamatan umum, baik itu dari segi material dan kekuatannya, lah yang dipakai sebagai acuan. Mengenai segi estetika-nya kiranya bisa diselaraskan dengan budaya-seni setempat.

Terimakasih atas perhatiannya ...
Semoga terinspirasi ...

Peeeace 4 all ...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun