Artikel ini ditulis untuk menanggapi artikel "Konsep Pemikiran Qadariyah Tentang Perbuatan Tuhan dan Perbuatan Manusia" ... dan jugaÂ
"Latar Belakang Munculnya Murjiah".
...
Pemikiran itu ada beberapa jenis, walau mungkin saya secara pribadi lebih suka mengatakan sebagai "tingkatan"... bila itu ada hubungannya dengan masalah agama.
1. Tingkat pertama ada pada tingkat esa/tunggal. Meski dikatakan esa/tunggal yang mana ranahnya ada pada ranah ke-Tuhan-an,tidak serta merta seorang manusia tidak bisa meletakkan pikirannya pada tingkat ini.Â
Contoh pemikirannya ... Air itu benda cair. Jangan dibantah dengan mengatakan bahwa ada yang berbentuk padat, yah. Itu es namanya. :)
2. Tingkat dibawahnya ada pada ranah dualisme. Positif dan negatif suatu hal yang sedang dipikirkan mulai mengada (dan bukan mengada-ngada) pada ranah ini. Bila dikaitkan dengan perihal baik-buruk, malaikat dan iblis pun kemudian menjelma.
Contoh pemikirannya ... Air itu bisa menyejukkan ataupun dapat menghilangkan dahaga. Air itu dapat menyebabkan sesuatu terhanyut ataupun tenggelam. Terhanyut dan tenggelam itu dipersepsi negatif, karena dianggap sebagai sesuatu yang buruk bagi manusia atau mahluk hidup lainnya.
 Itu dikaitkan dengan yang hidup, karena apa yang mati pernah komplain mengenai positif-negatif ? :) Sekalipun itu adalah sesuatu yang buruk, pemikiran yang dikemukakan tersebut tidaklah salah. Jadi jangan selalu menuding si "iblis" itu salah. Karena itu ada yang lebih suka menyebutnya sebagai "the fallen angel". Terkait ini pula, bisa dibaca pemikiran Al Halaj mengenainya.
Pada ranah ini pemikiran belum terkontaminasi akan faktor-faktor yang berkaitan dengan situasi-kondisi.Â
3. Tingkat dibawahnya lagi, masih ada pada ranah dualisme namun faktor situasi-kondisi sudah masuk dalam pemikiran, .Â
Contoh ... Di padang pasir, air sangatlah berharga, karena dapat menyejukkan ataupun dapat menghilangkan dahaga yang timbul karena hawa panas yang ada disana. Di laut sesuatu akan mudah terhanyut ataupun tenggelam, demikian pula halnya pada aliran sungai yang deras itu.