'Ngalor-'ngidul,'ngetan-'ngulon ...
Ada cerita ... Dimana ada dua orang berusaha menelan gunung ... Yang mana itu terjadi karena ada keinginan untuk menjadi  "yang dipertuan" dan duduk di singgasana. He he he ... He ... tetapi yang dimaksud adalah singgasana yang ini, bukanlah singgasana yang itu ... Dimana, untuk memastikan siapa yang pantas duduk di singgasana yang ini ... itu ... maka diadakanlah acara adu kesaktian menelan gunung itu. Yang satu mencoba, tetapi gagal. Dan akhirnya mulutnya sobek, lebar.Â
Dan matanya melotot, mungkin karena terperangah akan sesuatu.  Yang satunya mencoba dan berhasil, namun perutnya jadi gendut karena terisi gunung. Jangan dibayangkan kalau lagi kentut ... :) Matanya terlihat sembab dan seperti orang yang habis menangis, seperti orang yang  telah kenyang karena melihat banyaknya penderitaan. Tersungging senyum, tetapi tertampil seperti senyum seseorang yang menyadari akan sesuatu.
Itu cerita, mengenai proses menelan gunung. "Gimana kalau yang harus ditelan adalah alam semesta ? Opo yo, bakalan masuk akal ? Sesuatu yang berada didalam sebuah lingkup, berupaya menelan/mencaplok lingkup dimana ia sedang berada ? Dan kita kemudian mengatakan bahwa ada ilusi sedang bermain dalam benak sesuatu itu.
...
Kata baru, yah ? Rebelusi. Tetapi itu bukan peng-Indonesia-an dari "Rebelution", yang mana merupakan nama sebuah band bergenre reggae. Dimana nama itu mungkin diambil dari perpaduan antara kata "rebel" dan proses evolusi/revolusi, atau entahlah. Belum ketemu dengan mereka, hingga tidak bisa tanya secara langsung, apa arti serta asal dari nama itu. Sedangkan yang beredar di net disebutkan bahwa  ... "We combined rebellion and revolution to form an entirely new world for an entirely new concept: rebelling against rebellion. The rebelution." (Sumber).Tetapi itu versi mereka, bukan versi yang ditampilkan di artikel ini. BTW, itu sebuah pemikiran bagus dari mereka. Tetapi kiranya juga tidak dianggap sebagai sebuah perlawanan bagi "rebellion" dan "revolution", yah.  "Peeeace 4 all", for all of you.:)Â
...Â
Bicara mengenai lagu dan kondisi yang ada saat sekarang, di banyak wilayah yang ada di muka bumi ini ... Please "dont look back in anger" ..., it doesnt solve anything at all.Â
BTW, dengan keberadaan jumlah manusia yang 7 milyar lebih ini, semakin sulit juga untuk menemukan sebuah kata yang baru dan ori(ginal), dan bisa mengena bagi banyak orang/pihak.Â
Sebel, nggak ? Â Kans untuk menjadi seorang "penemu" menjadi semakin kecil, dan bukan karena disebabkan karena seseorang tidak/enggan berusaha. :(
 ...Â