Mohon tunggu...
Bing Sunyata
Bing Sunyata Mohon Tunggu... Teknisi - Male

Pekerja di sebuah industri percetakan kertas (packaging) Tanggal lahir yang tertera disini beda dengan yang di KTP, begitu juga dengan agama. :) Yang benar yang tertera disni. Mengapa KTP tidak dirubah ? Satu aja ..., malas kalau dipingpong.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Negari Para Bodhi dan Naga (Hal. 21)

13 Agustus 2017   18:14 Diperbarui: 13 Agustus 2017   18:33 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halaman 20 ...

#Eh, mengenai plakat kecil dari bahan semacam polimer plastik (seukuran kartu nama, tetapi agak lebih besar sedikit) seperti yang telah diutarakan pada halaman 18 itu, dengan dihiasi gambar dan bertahtakan berbagai kata-kata mutiara, kiranya bisa menjadi komoditi pula, lho. :) Dalam realita sehari-hari.

Bisa untuk kado, benda seni yang dapat dikoleksi, sesuatu untuk mengingatkan orang akan sesuatu hal dan sebagainya. Untuk di Indonesia, mungkin bahan polimer itu bisa digantikan dengan bahan yang berasal dari kayu jenis tertentu. Jadi koleksi kartu tidak selalu harus kartu pokemon, kartu baseball, yah.

Ya ?:D

...

"???", ke kempat orang yang diberitahu, terperanjat semua. Bara melirik ke arah Lesti yang ada disampingnya, dan melihat betapa mata rekannya itu terbuka lebar dan mlutnya separuh ternganga.

"Dr. Innayah Amran ?", Parjo memberanikan diri bertanya kepada Rustam. "Pakar dalam bidang sosial itu ?", imbuhnya.

"Tepatnya ... pakar dalam bidang matematika terkait penerapannya dalam bidang sosial", Rustam menjelaskan. "Kalian tahu sendiri bahwa ia adalah pengemuka masalah kesetaraan gender, yang kemudian menjadi salah satu faktor saat merancang sistim yang berlaku disana". "Karena itulah para panitia memutuskan untuk mengirimnya kesana, dengan harapan bahwa ia dapat membantu untuk memecahkan persoalan yang ada".

"Tetapi, pak ... tidakkah itu terjadi lebih dari 300 tahun yang lampau ?", Lesti yang terbangun dari kagetnya, turut mengajukan pertanyaan. "Apakah yang akan kami kawal itu adalah ingatan elektroniknya* ?"

* Ingatan elektronik, sebuah piranti yang diisi dengan duplikat dari semua memori yang dimiliki oleh seorang manusia. Dimana piranti itu kemudian dapat dijalankan dengan bantuan artificial intelligence, yang kemudian akan membuat piranti itu menjadi berpikir dan berlaku layaknya manusia yang menjadi sumber duplikat. Sempat menjadi hot topik 200 tahun yang lampau, pada masa total krisis berlangsung, yang mana beberapa orang di tingkat atas merencanakan untuk menerapkan tehnologi itu pada beberapa orang penting dalam struktur pemerintahan ... bila sesuatu terjadi pada diri mereka. Tiada catatan apakah hal itu pernah dilakukan pada masa itu. Terakhir kali tehnologi itu digunakan adalah pada tahun 146 ATC. Saat salah seorang panitia mati mendadak, dimana pada saat itu terjadi, tiada didapati orang yang memenuhi klasifikasi yang dibutuhkan untuk menggantikannya.

"Emm.., bukan, yang kalian kawal nanti adalah orangnya yang asli". "Dan jangan kaget bila kalian nanti menjumpainya tidak seperti apa yang dibayangkan, ketika mendengar ada seseorang telah berusia lebih dari 300 tahun", Rustam tersenyum kecil ketika mengatakannya.  "Mengenai mengapa ia bisa sampai berusia segitu, karena ia selama ini menjalani masa tidur beku*". "Tehnologi yang sama dengan yang akan kalian gunakan nanti saat pergi kesana". "Terkait itu, tidakkah kalian mengetahui mengapa ia disebut sang dewi ?", Rustam menambahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun