Mohon tunggu...
Angga Bima Suharto
Angga Bima Suharto Mohon Tunggu... Editor - Hanya seorang penulis biasa

Lets go!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

2013 : Anak Muda Makin 'Songong'

27 Maret 2013   11:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:08 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13643588281779158178

[caption id="attachment_251457" align="alignleft" width="300" caption="Smartphone"][/caption]

Mungkin kompasioner bingung ketika mendengar judul diatas. Melalui artikel ini saya akan menyampaikan beberapa kesongongan anak muda yang terjadi. Sebenarnya esensi paparan yang akan saya sampaikan boleh jadi telah ada sebelum tahun 2013 ini. Melalui artikel ini, saya mencoba menyampaikan beberapa kesongongan yang terjadi.

Anak muda yang ada di zaman sekarang, cenderung sulit menghargai orang yang ada disekitarnya. Hal ini terlihat dari bagaimana cara anak muda zaman sekarang menanggapi lawan bicaranya, khususnya terhadap yang lebih tua. Banyak dari mereka tidak serius menanggapi pembicaraan dari lawan bicaranya tersebut. Ada yang menanggapi dengan seadanya, ada yang sambil main handphone, malah ada yang melengos ketika diajak berbicara. Beberapa dari mereka juga menanggapi dengan nada yang agak tinggi.

Saya sering mengamati lingkungan sekitar, suatu ketika saya berkunjung ke salah satu rumah teman saya. Saat itu saya melihat ketika orang tuanya berbicara kepada salah satu anaknya, sebut saja Fulan. Si Fulan itu terus menerus memegang smartphone-nya itu, kalau kata Ariel sih, ‘Separuh Aku’. Seakan-akan anak muda tersebut telah menyatu jiwanya dengan smartphone-nya itu. Dipanggil orangtuanya, “Fulan…, sini bantu mamah sebentar”, “Bentar mah, lagi asik nih”, fulan menjawab dengan nada keras. Tak lama kemudian ibunya memanggil Fulan untuk kedua kalinya, namun yang didapat, hanyalah teriakan “Apaan sih mamah, bawel banget!!!”. Cara menjawab yang seharusnya tidak dilakukan oleh anak kepada orangtuanya.

Mungkin kejadian, kejadian seperti ini masih sedikit di sekitar kita. Namun saya yakin, bahwa kejadian-kejadian tersebut akan meningkat setiap tahunnya.Orang tua yang salah mendidik, televisi yang programnya tidak mendidik, pergaulan teman-temannya yang rusak. Beberapa hal tersebut menjadi pemicu meningkatnya kesongongan anak muda yang ada.

Memang hal-hal seperti ini sudah tidak dapat dihindarkan lagi. Budaya negatif yang terbentuk terus-menerus itu menjadi tanda bahwa memang bangsa kita bangsa yang bodoh. Budaya konsumtif yang ada terus menggerogoti bangsa kita, budaya yang memaksa kita hanya menjadi penikmat sejati. Sehingga membuat generasi muda yang harusnya mandiri, menjadi generasi muda yang pasif, tidak produktif. Lantas apa bedanya yang tua dengan yang muda kalau sama sama pasif? Perlukah dibuat panti jompo untuk anak-anak muda seperti itu?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun