Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tantangan dan Peluang Koperasi Merebut Generasi Emas

29 April 2017   18:53 Diperbarui: 29 April 2017   19:27 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Generasi Millenial Berkopersi

Pada pertengahan bulan November 2016 ada enam mahasiswa dari universitas swasta besar di Jakarta mewawancarai saya sebagai pengurus koperasi kredit. Setelah mereka bertanya banyak hal, saya gantian bertanya kepada mereka: “Apakah diantara Anda ada yang menjadi anggota koperasi?” semua menggelengkan kepala. Salah satu diantara mereka bahkan ada yang menyeletuk “saya tahu koperasi seperti ini malah baru sekarang.” Kemudian saya bertanya lagi: “Apakah diantara Anda ada yang tertarik menjadi anggota koperasi?” Mereka saling memandang. “Kenapa?” tanya saya. Salah seorang mahasiswa menjawab “Koperasi sepertinya bukan mesin uang”

Karakteristik Generasi Millenial

Generasi “Y” orang bilang. Generasi yang lahir diantara 1980-2000 atau yang usianya 17-37 tahun. Menurut data jumlah mereka saat ini sangat besar 34,45 % dari jumlah penduduk Indonesia. Pada tahun 2020 artinya 3 tahun lagi, Indonesia akan memasuki tahun bonus demografi yaitu tahun ledakan penduduk usia produktif. Presiden Joko Widodo pada peringatan Hari Keluarga Nasional tahun 2016  menyebut sebagai “generasi emas”. Mereka adalah generasi yang kita sebut sebagai generasi milenial. Hasil riset oleh Pew Research Center menyebut keunikan generasi ini antara lain penggunaan teknologi terutama internet dan entertainmen/hiburan menjadi kebutuhan pokok. Mereka adalah generasi yang energik, optimis dan memiliki kemampuan tinggi untuk berkarya sebagai pebuktian diri. Sosial media sarana yang tidak lepas dari generasi ini. Survey rumah123.com menyoroti kebiasaan negatif generasi milenial di Jakarta (atau kota-kota besar) yaitu kongko dan belanja di mall, menabung, investasi dan membeli rumah masih menjadi wacana bagi mereka. Gaya hidup seperti itu membentuk mentalitas instan, maunya serba cepat, praktis dan menguntungkan. Tidak mengherankan jawaban mahasiswa diatas yang tidak tertarik menjadi anggota koperasi karena koperasi bukan mesin uang.

Koperasi Kurang dianggap Penting

“Koperasi bukan mesin uang” tidak semuanya benar. Pengertian koperasi yang tercantum pada UU Koperasi nomor 25 Tahun 1992 sebaiknya dibedah dan ditafsir ulang secara modern sesuai dengan konteks generasi milenial. Koperasi merupakan kumpulan manusia yang berusaha saling memberdayakan. Tentu saja pemberdayaan ini juga dalam arti ekonomi; setiap anggotanya harus mampu memproduksi uang melalui koperasi. Kegiatan ini didasarkan pada prinsip-prinsip koperasi.

Guna memberi pemahaman yang benar dan konprehensif, tidak ada jalan lain bagi pemerintah kecuali memasukan topik perkoperasian didalam kurikulum pendidikan nasional dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi secara lebih serius. Topik ini secara khusus dibahas oleh kelas X mata pelajaran Ekonomi. Sebelum dan setelah itu bahkan sampai perguruan tinggi topik koperasi kurang mendapatkan porsi sebagai topik penting. Seperti mahasiswa yang datang kepada saya dari jurusan Akuntansi memelajari koperasi sebatas sebagai tugas kelompok mandiri. Dengan memasukan topik koperasi kedalam kurikulum pendidikan nasional sejak awal sampai perguruan tinggi diharapkan generasi bangsa mengerti betapa pentinya koperasi dalam pembangunan ekonomi nasional.

Koperasi Berinovasi

Era globalisasi yang dihadapi generasi milenial saat ini ditandai dengan tingkat kompetisi yang sangat tinggi. Baik individu maupun lembaga harus mampu membaharui diri secara terus menerus, belajar tidak kunjung selesai. Kemampuan yang sangat penting pada era ini adalah inovasi. Berhenti inovasi berarti kematian. Demikian juga koperasi. Koperasi di era sekarang harus merubah bentuk (transformasi) sesuai dengan karakteristik generasi milenial. Saya membayangkan koperasi yang sangat modern, anggotanya melakukan setiap aktivitas berkoperasi dengan bantuan internet. Misalnya, pendidikan dasar tidak harus secara konvensional tatap muka, melainkan bisa melalui smartphone. Mau meminjam dan menggansur secara online. Termasuk Rapat Anggota Tahunan (RAT) bisa dilakukan secara online. Kesan konvensional, tradisional dan feodal harus dikikis habis dalam koperasi. Koperasi modern dan serba online, seperti entitas lembaga keuangan lain. Koperasi harus merebut pasar generasi melineal melalui teknologi internet. “Mudah, Murah, Cepat dan Akurat”  moto yang selalu diusung generasi milenial. Koperasi yang serba online akan membanggakan. Ia mungkin bukan mesin uang tapi sarana menjadi sejahtera; dan sejahtera lebih tinggi nilainya daripada memiliki mesin uang.

Penutup

Globalisasi menghadirkan kemajuan teknologi infomasi, komunikasi dan transportasi. Hubungan antara manusia menjadi lebih cepat dan mudah; internet menjadi kebutuhan pokok; hiburan dan kesenangan sangat gampang dinikmati. Hal yang berbelit-belit dinilai feodal. Itulah dunia generasi millenial.  Generasi yang secara populasi akan meledak pada tahun 2020-2013. Generasi tersebut akan menjadi generasi emas bagi koperasi jika koperasi bisa melakukan inovasi sesuai dengan karkteristik mereka. Inovasi yang bisa menerobos dunia maya; bukan hanya seluruh aktivitas koperasi dilakukan secara online, melainkan “cara menghadirkan diri” pun harus mampu membuat mereka merasa bangga. Ini memang sangat tidak mudah. Itulah tantangan.  Jika koperasi tidak mampu merebut generasi millenial, koperasi tidak hanya akan mati melainkan bangsa ini akan kehilangan potensi besar menjadi bangsa yang mengelola ekonomi berdasarkan asas kekeluargaan dan asas gotong royong. Sebaliknya, bangsa ini akan dikuasai generasi yang bermental kapitalis, semua dilihat sebagai “mesin uang”. (Purwanto-Pengurus Koperasi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun