"Saya percaya bahwa setiap manusia di planet ini memiliki setidaknya satu cerita yang bagus untuk dikatakan kepada orang lain" ungkap Paulo Coelho, novelis Brasil yang sangat terkenal dengan karyanya yang berjudul Sang Alkemis.
Itulah kalimat yang membuat saya bermimpi ingin menjadi penulis buku. Terkadang muncul godaan keraguan atas kemampuan saya menulis. Di saat hati saya diserang keraguan, saya berhenti menulis. Yang saya lakukan adalah membaca. Dengan membaca itulah saya mendapatkan kembali kepercayaan diri. Saya tidak akan pernah mengetahui kelebihan dan kekurangan saya jika saya berhenti menulis. Keraguan dan keyakinan diri selalu bergelut di dalam diri saya. Saya tahu bahwa "menulis bukan lagi soal seberapa bagus saya bertutur melalui tulisan tetapi seberapa tulus saya mengisahkan cerita yang saya yakini bagus untuk saya sampaikan kepada orang lain"
Setelah buku yang saya tulis ini selesai, lalu muncul pertanyaan, "Bagaimana agar buku ini bisa dinikmati banyak orang?" Disinilah saya tertantang untuk mencari "saluran" yang efektif sekaligus massif. Saya berpikir jika pengalaman bagus yang saya tuangkan dalam buku kemudian hanya saya simpan di lemari menjadi koleksi pribadi, tentu tidak akan memberi manfaat banyak bagi masyarakat. Padahal secara alamiah manusia akan makin berkembang ketika memberi kontribusi yang semakin besar kepada masyarakat.
Sembari saya mencari "saluran" tersebut, hati saya digelisahkan oleh sebuah keprihatinan yang mendorong saya pingin banget menulis. Saya meyakini menulis adalah baik untuk pengembangan diri, paling tidak pengembangan diri sang penulis itu sendiri.