Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenapa Peserta Didik Bosan Belajar Online?

1 Maret 2021   12:59 Diperbarui: 1 Maret 2021   13:10 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: DokPri Purwanto

Sebagai seorang guru dan kepala sekolah, pertanyaan itu menjadi kebutuhan mendesak untuk dicari jawabanya. Beruntung saya memiliki akses langsung kepada semua warga sekolah, guru, perserta didik dan orang tua. Mereka adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap kualitas BDR. Untuk menemukan jawaban itulah saya akan sharing pada artikel ini. Dan lebih dari menemukan jawaban kenapa, saya akan mensharingkan bagaimana supaya pesera didik tidak bosan Belajar Dari Rumah (BDR)?

Artikel ini saya sarikan dari bebepara kali pelatihan yang saya berikan kepada peserta didik, guru dan orang tua peserta didik dalam parenting. Setiap sesi pelatihan yang saya berikan secara online saya berusaha mengoptimalkan semua sarana untuk mencapai efektivitas.

Tahu Kenapa Peserta Didik Bosan

Inilah langkah awal penting yang harus dicari tahu oleh setiap pengelola sekolah (kepala sekolah) atau guru. Dari sekian banyak pelatihan bersama para peserta didik termasuk peserta didik saya, ada beberapa alasan yang membuat mereka bosan BDR

  • BDR membuat mereka tidak ketemu dengan teman-teman lain
  • Guru mengajar tidak menarik
  • Penjelasan guru tidak jelas dan tiba-tiba memberi tugas
  • Guru memberi tugas terlalu banyak

Empat alasan itu paling dominan menjadi penyebab kenapa siswa bosan BDR. Empat alasan itu selalu menjadi pengakuan dari para siswa setiap kali saya memberi pelatihan motivasi kepada pelajar. Melihat alasan-alasan tersebut tindak lanjut dari kejenuhan siswa BDR tidak bisa hanya pada siswa. Guru menjadi pihak yang malahan harus menjadi perhatian. Tentu selain guru adalah orang tua siswa untuk lebih terlibat secara aktif dalam pendampingan kepada siswa.

Peserta pelatihan motivasi
Peserta pelatihan motivasi
Guru Kreatif Mengajar

Perubahan perilaku manusia saat ini menjadi kemendesakan. Era digitalisasi telah mengubah hidup manusia. Menurut saya pandemic Covid 19 menjadi faktor yang memberkuat kemendesakan manusia harus berubah. Berubah seperti apa? Salah satunya berubah cara berpikir seperti yang ditulis oleh Haryatmoko dalam buku Kepemimpinan Baru, yaitu fokus kepada pengguna.

Pada pembelajaran online seperti sekarang ini, fokus kepada pengguna adalah fokus kepada siswa. Sebenaranya fokus kepada peserta didik sudah menjadi keprihatinan jauh sebelum pandemi. Tetapi kita tahu ganti kurikulum tidak membuat proses pembelajaran di kelas berfokus kepada peserta didik, masih fokus pada meteri. Nah saat seperti sekarang ini perilaku guru dalam pengajaran tidak bisa lagi meremehkan pentingya fokus kepada siswa.

Kebosanan dan kejenuhan siswa bisa kita minimalisir ketika kita sebagai guru fokus kepada mereka. Focus kepada mereka berarti kita memperhatikan apa yang membuat mereka semangat dan bergairah dalam belajar. Dalam bahasa saya, saya merumuskan siswa mengharapkan guru kreatif dalam pengajaran.

Bagaimana Guru Kreatif itu?

  1. Pengajaran guru garus bermakna. Para siswa harus menyadari pentingnya kenapa mereka mempelajari hal itu. Di sini guru harus mampu menghubungkan materi ajar dengan dunia rill sisw saat ini. Jangan hanya menyampaikan bahwa materi ini penting untuk sukses mereka ke depan. Para siswa kurang yakin. Yang dibutuhkan siswa adalah materi ini bener-bener berguna bagi mereka saat ini. Hal ini terkait dengan karakteristik siswa zaman Z saat ini.
  2. Pengajaran guru harus menyenangkan. Guru saat ini tidak hanya harus bisa menggunakan teknologi untuk pembelajaran. Tetapi guru harus mahir menggunakan teknologi untuk pemebelajaran. Ketika guru hanya bisa menggunakan satu media belajar seperti misalnya GCR hal itu masih sangat kurang untuk membangkitkan semangat siswa belajar. Guru harus bisa menggunakan berbagai macam tools seperti mentimeter, padlet, sli.do, trello, dan lain-lain.
  3. Guru kreatif adalah guru yang mampu melibatkan siswa secara optimal dalam pembelajaran. Dalam sebuah seminar seorang guru memberi pengakuan sulitnya membuat siswa membuka kamera pada saat video conferece. Serang guru kreatif akan mencari cara bagaimana siswa dengan suka rela membuka kamera. Disini dibutuhkan ketrampilan komunikasi dari guru.
  4. Guru Kreatif adalah guru yang membuat pembelajaran menjadi proses menghargai siswa. Apakah ada guru yang tidak menghargai siswa dalam proses pembelajaran? Ada. Guru yang menghargai siswa dalam proses belajar adalah guru yang memberi penilaian proses. Setiap keterlibatan siswa dihargai, dan setiap bentuk ketidakterlibatan menjadi kesempatan guru melakuikan pembinaan. Di sini lah sebenarnya guru memaknai nilai-nilai yang terintegrasi dalam pembelajaran. Secara praktis inilah pemberdayaan lembar jurnal penilaian sikap oleh guru. Apakah guru sudah memaksimalkan jurnal penialian sikap dalam BDR sebagai instrumen untuk menghargai siswa dalam proses pembelajaran?

Bagaimana dengan alasan siswa bosan karena BDR tidak mempertemukan mereka dengan temen-teman? Ini adalah petunjuk bagi guru untuk membawa siswa pada kesadaran pentingnya new normal. Keadaan baru menuntut model dan bentuk baru perjumpaan antar teman. Sebenrnya ini bagian dari kreativitas guru membantu siswa menemukan bentuk baru makna perjumpaan. Misalnya mereka bisa ngobrol melalui media zoom secara free atau dengan menggunakan g-meet.

Penutup

Keadaan pendemi saat ini harus menjadi peluang sebuah perubahan pola berpikir dan perilaku. Pola pembelajaran dari pengajaran menjadi belajar bersama siswa. Sebuah kesempatan membangun pembelajaran personal sehingga memperkuat identitas mereka sebagai pelajar. Dengan kuatnya identitas sebagai pelajar, mereka akan terdorong untuk belajar bukan pertama-tama peran sebagai siswa tetapi sebagai pribadi yang terus berproses menjadi (on becoming) lebih baik. Itulah makna pembelajaran yang sesungguhnya. Memang tidak mudah menjadi guru kreatif karena harus mengubah pola pikir dan pola perilaku. Nasehat Master Chen Yen berikut ini bisa memotivasi kita untuk berubah menjadi guru kreatif. "Lakukanlah segala sesuatu dengan penuh kesungguhan hati, tidak perlu merasa khawatir dan risau". Mari menjadi guru kreaitf adar para siswa menjadi senang belajar. (Ag. Purwanto, M.Pd. Principle & Writer. IG & Linkeldn: Masguspung. YouTube: Two Minutes For Hope)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun