Pandemi Covid 19 mengubah pola perilaku manusia. Inilah bukti bahwa perubahan pasti terjadi. Anda suka atau tidak, perubahan akan selalu ada. Tidak bisa disangkal pandemic Covid 19 membuat kehidupan tidak lebih mudah bagi banyak orang. Entah  mau sampai kapan kondisi seperti ini akan berakhir? Itu pertanyaan banyak orang yang sudah mulai jenuh dengan keadaan. Pasalnya amunisi ekonomi rumah tangga mulai menipis. Anak-anak sekolah pun tidak bisa memperoleh pendidikan secara maksimal. Survey yang dibuat oleh UNICEF menunjukkan adanya penurunan kualitas pendidikan selama pandemic Covid 19.
Saya ingin sharing sisi lain dari pandemic Covid 19 terhadap pendidikan remaja kita. Di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini, sebuah tantangan besar bagi kita adalah memperbaiki model dan fokus pendidikan. Model tradisional yang selama ini dihidupi dalam pembelajaran di kelas berubah 180 derajat mejadi model modern berbasis teknologi. Apakah pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran mampu meningkatkan efektifitas proses pembelajaran? Tidak secara otomatis. Tergantung pada kemampuan guru mengkreasi pembelajaran secara kreatif dan melibatkan siswa secara maksimal dalam pembelajaran itu.
Fokus pendidikan (pembelajaran) bukan lagi dan tidak hanya pada pencapaian akademik atau perkembangan intelektual tetapi pada pengembangan karakter. Karena itulah kami terus menerus mencari cara melakukan pengembagan karakter pada diri siswa.Tanpa pengembangan karakter, pembelajaran di kelas virtual akan jatuh pada proses penyampaian informasi bukan pada proses interaksi.
Dalam sebuah webinar yang kami selenggarakan untuk para siswa, "Ketika Pintar Saja Tidak Cukup" Hendry Chandra, M.M.,ELt dan Purwanto , M.Pd, Elt memaparkan kepada para siswa betapa pentingnya karakter untuk kesuksesan hidup. (Cuplikan bisa dilihat di channel Two Minutes for Hope) Webinar yang kami selenggarakan ini merupakan rangkaian kampanye nasional para trainer MiniWorkshopSeries yang dimotori oleh Bapak Antony Dio Martin yang menulis buku Ketika Pintar Saja Tidak Cukup.
Saya yakin, Anda bisa mempunyai pendapat yang berbeda karena pengalaman yang berbeda. Paling tidak empat karakter tesebut dalam pengamatan saya sebagai guru dan pengelola sekolah sangat penting untuk perkembangan karakter rejama kita. Saat pendemi seperti ini merupakan momentum yang tepat untuk mengembangkan karakter. Pintar saja tidak cukup. AMDG. (Ag. Purwanto, M.Pd. Principle & Writer. IG & Linkeldn: Masguspung. YouTube: Two Minutes For Hope)