Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyasar Pesan di Balik Pandemi Covid 19: Manusia Harus Merekonstruksi Pola Hidup

13 April 2020   20:07 Diperbarui: 13 April 2020   20:19 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merebaknya pandemi Covid 19 telah "memaksa" manusia mengubah perilaku sosial. Dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19, saat ini semua orang harus menjaga jarak, dan mengerjakan pekerjaannya dari rumah. 

Termasuk didalanya adalah aktivitas pembelajaran, home learning. Hari hari itu saya terus disadarkan terhadap pentingnya manusia harus belajar mengubah hidup menjadi lebih baik. Nampaknya mengubah hidup menjadi lebih baik pun terasa belum cukup. Saya "meyakini" pasca Covid 19 akan ada era baru.

Ibarat perjalanan bangsa Israel dalam kisah perjanjian lama menuju tanah terjanji. Mereka yang masuk tanah terjanji adalah generasi yang betul betul baru. Pola berpikir dan bertindak yang baru. Masyarakat baru. Umat baru. Pertanyaan yang menggaung dibenak saya "Masyarakat seperti apa pasca Covid 19?"

Gbr: Preetha Krishna (Sumber:Wikimedia Commons)
Gbr: Preetha Krishna (Sumber:Wikimedia Commons)
Merekonstruksi Pola Hidup

Ketika pandemi Covid 19 menimpa masyarakat kota Wuhan, manusia dibelahan bumi lain termasuk Indonesia seperti tidak tergerak untuk mengubah kebiasaan hidup alias "tenang wae" Bahkan ada sekelompok orang yang berujar "percaya saja kepada Tuhan". Setelah apa yang jauh menimpa diri sendiri barulah merespon dengan merubah perilaku.

Sekarang tidak ada orang yang bisa bebas dari ancaman Covid 19. Sebagai mahkluk yang dikaruniai akal budi, kita bisa menyasar lebih dalam pesan yang dibawa oleh peristiwa ini. Pesan ini saya tangkap dari ujaran orang-orang bijak. Saya bisa sebut yang berjodoh dengan saya  antara lain Preeta Krishna dan Uskup Jakarta Prof. Dr. Kardinal Ignatius Suharyo.

Preetha Krishna, Filsuf India menyatakan dengan tegas " Alam akan MENGELIMINASI mahkluk yang tidak memberikan manfaat bagi keseluruhan". Bagi saya ini sangat serius. Dan ini sungguh membuat saya tidak bisa tenang.

Dengan nada yang lebih halus pesan tersebut disampaikan oleh Uskup Jakarta Prof. Dr. Kardinal Ignatius Suharyo pada saat merayakan Paskah 2020.

Beliau mengatakan dengan cukup hati hati bahwa Covid 19 merupakan akibat dari kesombongan dan ketamakan manusia yang merusak alam sehingga alam dengan caranya mencari keseimbangan. Karena kondisi kerapuhan daya tahan manusia maka pandemi Covid 19 menelan korban.

Lalu apa yang harus dilakukan oleh manusia? Inilah pertanyaan yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan mentaati PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)

Gbr: Prof. Dr. Kardinal Ignatius Suharyo (Sumber Galamedianews)
Gbr: Prof. Dr. Kardinal Ignatius Suharyo (Sumber Galamedianews)
Preetha Krishna tegas menyatakan manusia harus membentuk ulang hidupnya menjadi BERMANFAAT untuk keseluruhan. Ini artinya sangat jelas. Kita masing-masing harus menempatkan diri menjadi bagian orang lain yang lebih luas (keseluruhan) dan bermanfaat bagi alam semesta (manusia dan mahkluk lain). Yang tidak bermanfaat akan tereliminasi oleh semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun