Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

SMA Cinta Kasih Tzu Chi: Berdemokrasi yang Etis dan Humanis Itu Indah

29 Juli 2019   15:58 Diperbarui: 29 Juli 2019   16:03 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi pemilihan ketua OSIS | dokpri

Cerita panjang pemilihan presiden periode 2019-2024 telah sampai pada bab penutup. Cerita panjang itu mengisahkan dinamika demokrasi di Indonesia yang menggores hati masyarakat. Para petinggi partai boleh saja dengan enteng bicara "sekarang tidak ada lagi 01 atau 02. 

Yang ada persatuan Indonesia" Tapi luka hati dan perpecahan didalam masyarakat yang disebabkan oleh cara berdemokrasi  yang tidak etis sungguh sangat menyakitkan. Bahkan korban nyawa akibat 'kebutaan" hati dan "nafsu" berkuasa telah mencederai subtasni demokrasi itu sendiri. 

Cara berdemokrasi inilah yang menurut saya masih menjadi persoalan besar bangsa kita. Bagaimana persoalan ini diantisipasi dan diselesaikan sehingga pada pemilu berikutnya cara berdemokrasi para kandidat lebih etis dan humanis?

dokpri
dokpri

SMA Cinta Kasih Tzu Chi: Berdemokrasi Itu Indah

Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi ambil bagian secara sungguh-sungguh dalam upaya menyelesaikan persoalan ini. Master Cheng Yen dalam wejangan mengenai pendidikan menyampaikan "Menyelesaikan masalah dalam masyarakat bermula pada pendidikan".

Pendidikan di sekolah harus memberikan arahan, tuntunan dan praktik langsung yang kemudian dibiasakan bagaimana cara menyelesaikan masalah yang ada didalam masyarakat. Karena itulah kami selalu dan terus melakukan pembiasaan-yang kami sebut budaya humanis-melakukan tindakan solutif atas persoalan keprihatian masyarakat. Dalam kaitan dengan cara berdemokrasi yang etis dan humanis, salah satu yang kami gunakan adalah pemilihan ketua OSIS.

Satu suara teramat penting dan menentukan kepemimpinan | dokpri
Satu suara teramat penting dan menentukan kepemimpinan | dokpri
Bagaimana hal itu dijalankan?

Pentahapan dan cara pemilihan ketua OSIS kami laksanakan persis seperti pentahapan dan pemilihan presiden. Tahap pendaftaran dan verifikasi data, tahap pengumuman kandidat yang lolos seleksi administarasi, tahap kampanye, hari tenang dan tahap pencoblosan. Setiap tahap dilaksanakan secara transparan. Prinsip transparansi sangat penting dijungung tinggi karena prinsip transpransi selalu berhubungan dengan prinsip profesionalitas. 

Tahap yang paling krusial yaitu tahap kampanye dan debat kandidat. Misalnya pada pemilihan presiden lalu.  Kita semua melihat pada tahap ini begitu banyak kampanya hitam, hoax, dan bahkan menyerang personal kandidat lain oleh kandidat lawan. Saling serang pun kentara pada saat depat calon presiden pada waktu lalu. Saling serang ini terus berlanjut hingga pada penyelesaian di mahkamah konstitusi. Di sini pun kita menyaksikan drama yang sangat tidak berkualitas untuk sebuah adegan nasional.

Kami melakukan semua tahap ini dengan sangat indah. Pada setiap kampanye setiap calon mengkampayekan visi dan misi kandidat tanpa sedikitpun meyinggung visi kandidat lain. Yang lebih  menarik lagi ketika mereka naik panggung debat. Pada sesi setiap kandidat harus menanggapi kandidat lain, terjadi tampilan yang sangat indah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun