Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Blogger

Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024 | Juara Favorit Blog Competition Badan Bank Tanah 2025

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hapus Wisuda Sekolah? Kita Mungkin Salah Menafsirkan Maknanya

30 April 2025   21:53 Diperbarui: 30 April 2025   21:53 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: wisuda sekolah. (KOMPAS/SUPRIYANTO )

Setiap akhir tahun ajaran, masyarakat Indonesia kembali terbelah membahas satu tema yang tampaknya tak pernah selesai: wisuda dan perpisahan sekolah.

Di satu sisi, kegiatan ini dianggap sebagai momen penting dan emosional untuk merayakan kelulusan dan kebersamaan.

Di sisi lain, muncul kekhawatiran akan beban finansial yang ditanggung orang tua murid, terutama mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu.

Pernyataan tegas dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang melarang kegiatan wisuda dan perpisahan bagi siswa TK hingga SMA telah memantik kembali perdebatan ini.

Tujuannya jelas: menghindarkan masyarakat dari pengeluaran yang tidak esensial.

Namun di balik logika kebijakan ini, ada satu perspektif yang luput dari perbincangan publik: apakah wisuda benar-benar harus berbentuk acara formal, atau justru bisa dikembangkan sebagai sarana pendidikan karakter?

Mari kita membahasnya..

Melampaui Seremoni

Kita kerap memaknai wisuda sebagai seremoni akhir, dengan toga, panggung, dan penyewaan gedung megah. Padahal, esensi dari wisuda bukanlah pada bentuknya, melainkan maknanya.

Dalam kacamata pendidikan, wisuda seharusnya menjadi momen refleksi dan penghargaan atas proses belajar yang telah dilalui, bukan sekadar simbol status kelulusan.

Alih-alih melarang secara total atau sekadar memperdebatkan soal biaya, mengapa kita tidak mulai mendesain ulang wisuda sebagai sarana pendidikan nilai?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun