Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Blogger

Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024 | Juara Favorit Blog Competition Badan Bank Tanah 2025

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Fenomena Parenting VOC: Antara Kedisiplinan dan Tantangan Emosional

13 April 2025   21:55 Diperbarui: 13 April 2025   21:55 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Gaya parenting VOC | Dok. KOMPAS.com

Belakangan ini, jagat maya, khususnya media sosial X (Twitter), tengah ramai membicarakan istilah "parenting VOC."

Istilah ini pertama kali populer di TikTok dan diperkenalkan oleh kreator konten Jenni Lim, atau yang dikenal sebagai Mamak Malvin.

Gaya pengasuhan ini menekankan kedisiplinan, aturan yang ketat, dan otoritas orang tua yang kuat.

Pertanyaan besarnya adalah apakah pendekatan ini efektif diterapkan pada anak-anak masa kini? Topik ini masih menjadi perdebatan dengan berbagai pandangan pro dan kontra.

Tulisan ini akan membahas gaya parenting VOC, dampaknya terhadap anak, serta mencari pendekatan pengasuhan yang sesuai untuk generasi saat ini.

Mengenal Gaya Parenting VOC dan Dampaknya pada Anak

Dilansir dari KOMPAS.com, parenting VOC atau gaya pengasuhan otoriter adalah pola asuh yang menerapkan kedisiplinan dan aturan ketat.

Istilah ini sebetulnya diambil dari Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), perusahaan dagang Belanda pada masa kolonial di Indonesia, yang dikenal dengan pendekatan keras dan otoriter.

Nama ini digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan gaya pengasuhan yang dianggap keras dan otoriter.

Beberapa orang tua masa kini berpendapat bahwa kedisiplinan dan aturan ketat berdampak positif pada anak, membantu mereka tumbuh menjadi individu yang disiplin dan mandiri.

Pengalaman pribadi menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan ini cenderung lebih siap menghadapi tantangan hidup secara mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun