Sabtu 6 Juli 2024, sekitar pukul 07.00 WIB, saya dan istri tiba di Gereja Persekutuan Kristen (GEPEKRIS), komplek ruko Pasar Modern Harapan Indah, Bekasi.
Kami datang ke sini lantaran diundang oleh sahabat kami, Guru Injil, Risno Djabu. GI Risno sudah menjadwalkan istri saya jauh-jauh hari untuk berkhotbah di Minggu pagi, 7 Juli 2024, pukul 10.00 WIB.
Saya, istri, dan Risno merupakan teman kuliah S-2 di STT Iman Jakarta. Setelah lulus tahun 2023 lalu, Risno langsung mengabdi di pos perintisan GEPEKRIS Kota Harapan Indah, Bekasi hingga sekarang.
Malam itu, kami cukup kelelahan. Bagaimana tidak, perjalanan kami lumayan jauh. Kami berangkat dari Meruya Utara sekitar pukul 05.30 WIB, di mana jalanan Jakarta-Bekasi masih macet-macetnya.
Meski capek, kami antusias untuk mengobrol dengan Risno dan istrinya, Ifaltry Suku. Kami mengobrol banyak hal, mulai dari pelayanan, aktivitas keseharian, hingga rancangan masa depan kami masing-masing.
Di sela-sela obrolan, kami dihidangkan dengan makanan buatan Ifal, ada ikan kuah saos, telur dadar, dan sayur sawi putih. Yang bikin lidah saya ketagihan adalah kue lapis yang terbuat dari buah labu.
Perkara bikin kue, Ifal, istri Risno ini jago. Eh... istri saya juga jago sih. Ha-ha. Mereka memasak berdasarkan ciri khas daerah masing-masing.
Setelah kenyang, kami lanjut mandi, lalu rehat. Di tempat tidur, saya melihat istri saya sibuk membaca materi khotbahnya yang besok akan dibawakannya di hadapan umat/jemaat.
Saya senang dengan materi khotbahnya kali ini, mengapa karena dia menyinggung perihal sampah dan polusi udara di Indonesia. Bukan hanya istri saya, rupanya Risno juga menyinggung hal yang sama.
Jadi, perasaan senang saya double. He-he. Pembahasan perihal isu lingkungan, memang jarang saya dengar dalam khotbah-khotbah Kristen masa kini.